 |
| Gambar: PMKRI Cabang Medan Turun Kejalan, Tutup Helen's Night Mart. Lidinews.id |
Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Medan Santo Bonaventura melakukan Aksi Unjuk Rasa di depan kantor Walikota Medan (Selasa, 04/02/2024).
Aksi tersebut disebabkan oleh hadirnya Hiburan Malam yang berdiri di Jalan Setia Budi yang tidak memiliki kejelasan terkait dengan surat izin hiburan malam tersebut.
Helen’s Night Mart merupakan bagian dari Tempat Hiburan Malam ternama di Indonesia yakni Hollywings. Berdirinya hiburan malam ini menyebabkan keresahan terhadap masyarakat sekitar.
Salah satu permasalahan yang disebabkan oleh hiburan malam tersebut adalah terjadinya kericuhan yang terjadi di depan Helen’s Night Mart. Kericuhan yang terjadi membuat masyarakat ketakutan karena adanya pemuda yang membawa senjata tajam.
Guido Nainggolan selaku pimpinan aksi (PIAS) Mengatakan bahwa keberadaan hiburan malam ini menyebabkan ketentraman dan ketertiban masyarakat sekitar terganggu.
"Keberadaan hiburan malam ini merupakan sebuah bentuk kesalahan karena dengan hadirnya hiburan malam tersebut menyebabkan ketentraman dan ketertiban masyarakat sekitar terganggu. Pemko medan seharusnya langsung bertindak cepat apalagi keberadaan Helen’s Night Mart tersebut menyebabkan terganggu nya masyarakat sekitar medan," Kata PIAS saat menyampaikan orasinya.
Menurut Perwal Kota Medan No. 29 Tahun 2014 tentang tanda daftar usaha pariwisata, baahwa Pemko Medan melalui dinas pariwisata kota medan memiliki hak untuk melakkkukann pengawasan dan pembinaan terhadap hiburan malamm tersebut.
Diketahui sampai saat ini belum adanya izin yang diberikan terhadap hiburan malam tersebut. Bahkan dari pihak Pemko medan sendiri tidak ada melakukan tindakan apapun sampai saat ini. Dinas Pariwisata Kota Medan dianggap gagal melakukan tugas nya sebagai pengawasan hiburan malam yang ada di Kota Medan.
Andreas Sitanggang selaku Presidium Gerakan Kemasyarakatan (PGK) PMKRI Cabang Medan Santo Bonaventura periode 2023-2025 mengatakan bahwa kejadian ini ada hal yang memalukan untuk pemko medan. Perlu ada nya evaluasi terhadap Dinas Pariwisata Kota Medan selaku pengawasan pariwisata berupa hiburan malam.
"Kejadian ini adalah hal yang memalukan bagi Pemko Medan tersendiri. Perlu adanya Evaluasi dari Pemko Medan kepada Dinas Pariwisata Kota Medan yang membidangi pengawasan hiburan malam tersebut. Sampai detik ini belum adanya tindak lanjut yang dilakukan pihak Dinas Kepariwisataan Kota medan. Apalagi dengan kejadian bentrokan yang ada menjadi penyebab ketakutan dan keresahan masyarakat sekitar. Bukan hanya itu saja, izin yang diberikan terhadap hiburan malam tersebut juga tidak diketahui jelasnya. Hal ini perlu menjadi koreksi bagi pihak pemerintahan Kota Medan," ucap Andreas Sitanggang.
Aksi Unjuk Rasa tersebut berjalan dengan damai dan langsung ditanggapi langsung oleh Kepala Dinas Kepariwisataan Kota Medan. Dia mengatakan bahwa mereka sudah memberikan surat himbauan kepada Hiburan Malam Helen’s Night Mart.
"Kami sudah melemparkan surat himbauan kepada hiburan Malam tersebut namun belum ada tanggapan yang diberikan terhadap kami. Kalau kami menandatangani selebaran surat aksi kalian berarti aku akui lah kelalaian ku sementara saya sudah melakukan tindakan yang lebih aku sudah menyurati sudah membuat berita acara sudah dirapatkan dengan provinsi nanti malam ada peemeriksaan kalo kutandatangani berarti saya mengakui kelalaian saya," kata Kadis Pariwisata kota Medan.
Presidium Gerakan Kemasyarakatan (PGK) Mengatakan apabila tidak ada tindak lanjut dari Dinas Kepariwisataan Kota Medan maka PMKRI Cabang Medan akan turun aksi kembali kejalan.
"Kami terima dengan baik tanggapan yang dilanturkan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan yang mengatakan bahwa mereka sudah bekerja dengan baik dan bertindak lebih Namun, kami akan tetap mengkawal kasus ini sampai tuntas. Apabila tidak ada tindakan yang dilakukan oleh pihak dinas pariwisata kota Medan maka kami Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Cabang Medan Santo Bonaventura akan turun kejalan denga jumlah massa yang lebih banyak lagi," tutup Andreas Sitanggang Selaku PGK Tersebut.
Editor: Arjuna H T Munthe
