terkini

Iklan Podcast

OPINI - Penerapan Marhaenisme untuk Keadilan Sosial di Indonesia

Lidinews
Sabtu, 11/09/2024 09:04:00 AM WIB Last Updated 2024-12-07T21:12:35Z

Penulis : Arjuna Herianto Tri Mayldo Munthe

Kader Pelopor GMNI Tanah Karo

Gambar : Arjuna Herianto Tri Mayldo Munthe. Penerapan Marhaenisme untuk Keadilan Sosial di Indonesia. Lidinews.id

Lidinews.id - Dalam sejarah panjang bangsa kita, rakyat kecil atau yang sering disebut sebagai "kaum Marhaen" telah menjadi pusat perjuangan kemerdekaan dan keadilan sosial. Paham Marhaenisme yang dikembangkan oleh Bung Karno, presiden pertama kita, bukan sekadar teori politik, melainkan manifestasi nyata dari keberpihakan pada rakyat jelata yang bekerja keras, memiliki alat produksi sederhana, namun tidak menikmati hasilnya secara penuh.


Dalam konteks politik modern, ajaran Marhaenisme memberikan arah moral bagi kita semua untuk menentukan pilihan politik yang berpihak pada mereka yang termarjinalkan dan memperjuangkan kepentingan umum.

 

Marhaenisme dan Perjuangan untuk Keadilan Sosial

Kaum Marhaenis memahami bahwa perjuangan untuk masyarakat yang adil dan makmur tidak bisa dicapai tanpa memperjuangkan hak-hak rakyat kecil. Dalam tatanan masyarakat yang kapitalistik, di mana ketimpangan ekonomi menjadi jurang yang memisahkan kaum kaya dan miskin, kita dihadapkan pada pilihan: berpihak kepada segelintir elite yang memperkaya diri di atas penderitaan rakyat, atau memperjuangkan kepentingan mayoritas, yaitu rakyat jelata.


Paham Marhaenisme mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada kemajuan sejati tanpa keadilan sosial. Inilah alasan mengapa dalam menentukan pilihan politik, kita harus senantiasa melihat visi dan misi pasangan calon pemimpin, apakah mereka benar-benar memperjuangkan hak-hak rakyat kecil, atau hanya memberikan janji-janji manis tanpa komitmen nyata. Pemimpin yang berpihak kepada rakyat adalah mereka yang memastikan bahwa kebijakan mereka tidak hanya menguntungkan segelintir orang, tetapi memberikan dampak positif bagi semua lapisan masyarakat.

 

Memilih Pemimpin yang Berpihak pada Kepentingan Rakyat Kecil

Di tengah dinamika politik Indonesia saat ini, seringkali kita menyaksikan banyak kandidat pemimpin yang mengklaim bahwa mereka pro-rakyat. Namun, kita harus berhati-hati dalam menentukan siapa yang benar-benar memiliki komitmen terhadap keadilan sosial dan kesejahteraan umum. Mengapa? Karena tidak semua calon pemimpin memahami esensi dari perjuangan rakyat kecil, apalagi merasakannya secara langsung.

 

Menentukan pilihan politik yang tepat, dalam perspektif Marhaenisme, berarti kita memilih pemimpin yang berkomitmen terhadap prinsip-prinsip keadilan sosial, ekonomi kerakyatan, dan keberpihakan pada kaum lemah. Beberapa hal yang harus menjadi perhatian kaum Marhaenis dalam menentukan pilihan politik adalah:

 

  1. Kebijakan Pro-Rakyat Kecil

Pemimpin yang kita pilih harus menunjukkan keberpihakan nyata terhadap rakyat kecil, bukan sekadar retorika. Kebijakan yang memprioritaskan perbaikan sektor ekonomi kecil, petani, buruh, nelayan, dan usaha mikro harus menjadi fokus utama. Selain itu, pemimpin yang berpihak pada rakyat kecil harus mampu mendorong redistribusi sumber daya ekonomi, memperluas akses pendidikan dan kesehatan, serta memastikan bahwa setiap warga negara mendapatkan kesempatan yang setara.

 

  1. Kesetaraan dan Anti-Ketimpangan

Pemimpin yang adil tidak akan membiarkan ketimpangan sosial dan ekonomi tumbuh subur di tengah masyarakat. Marhaenisme menolak eksploitasi oleh kaum kaya atas rakyat kecil. Oleh karena itu, kita harus memilih pemimpin yang konsisten dalam melawan segala bentuk ketimpangan, baik dalam hal distribusi sumber daya ekonomi, akses terhadap pendidikan, maupun kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup.

 

  1. Kemandirian Ekonomi

Bung Karno selalu menekankan pentingnya ekonomi yang berdaulat dan mandiri. Dalam paham Marhaenisme, kemandirian ekonomi bukan hanya berarti swasembada pangan atau penguasaan teknologi, tetapi juga tentang menciptakan kondisi di mana rakyat kecil bisa berdiri di atas kakinya sendiri (berdikari). Oleh karena itu, pemimpin yang berpihak pada Marhaen harus memiliki visi ekonomi yang berfokus pada penguatan ekonomi kerakyatan, termasuk memperkuat sektor pertanian, perikanan, dan industri kecil menengah.

 

  1. Pendidikan dan Kesadaran Politik Rakyat

Salah satu cara untuk memastikan keberlanjutan perjuangan Marhaenisme adalah dengan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan yang berkualitas dan merata adalah kunci untuk memberdayakan rakyat kecil. Pemimpin yang berpihak pada Marhaen harus mendorong pendidikan yang mampu membentuk generasi yang sadar akan hak-hak mereka sebagai warga negara, serta memahami bagaimana sistem politik dan ekonomi bekerja. Dengan pendidikan yang baik, rakyat kecil akan lebih mampu memperjuangkan hak-haknya dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan bangsa.

 

Harapan untuk Masa Depan: Indonesia yang Adil dan Makmur

Harapan kita sebagai kaum Marhaenis bukanlah utopia. Kita yakin bahwa dengan memilih pemimpin yang tepat, Indonesia bisa menjadi negara yang adil dan makmur, di mana setiap warganya mendapatkan kesempatan yang setara untuk berkembang dan sejahtera. Kita menginginkan pemimpin yang bukan hanya memimpin dari atas, tetapi juga turun ke bawah, merasakan denyut nadi rakyat, dan memahami betul tantangan yang mereka hadapi sehari-hari.

 

Indonesia Emas 2045 adalah visi yang sangat mungkin tercapai jika kita memiliki SDM yang unggul dan kepemimpinan yang berintegritas. Namun, ini tidak akan terwujud tanpa kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil. Itulah sebabnya kita sebagai kaum Marhaenis harus berperan aktif dalam menentukan masa depan politik kita. Kita harus memilih pemimpin yang tidak hanya pandai beretorika, tetapi juga memiliki rekam jejak yang jelas dalam memperjuangkan kepentingan rakyat kecil.

 

Pemimpin sejati adalah mereka yang berjuang tanpa pamrih, yang tidak hanya mengandalkan popularitas atau dukungan finansial dari kaum elite, tetapi juga bekerja untuk kepentingan rakyat banyak. Kita membutuhkan pemimpin yang memprioritaskan pembangunan berbasis keadilan sosial, yang mengutamakan pemerataan kesejahteraan, serta menempatkan kepentingan umum di atas segalanya.

 

Mengapa Kita Harus Berpihak pada Pemimpin yang Pro-Rakyat?

Marhaenisme mengajarkan kepada kita untuk selalu berpihak pada rakyat kecil dan memperjuangkan keadilan sosial. Dalam menentukan pilihan politik, kita harus jeli dan kritis. Kita harus memilih pemimpin yang memiliki visi untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, yang memastikan bahwa kebijakan-kebijakan mereka tidak hanya menguntungkan sebagian kecil orang, tetapi memberikan manfaat yang luas bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

Sebagai kaum Marhaenis, kita memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa pemimpin yang kita pilih adalah mereka yang benar-benar peduli terhadap nasib rakyat kecil. Hanya dengan demikian, kita dapat mewujudkan cita-cita Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat. Mari bersama-sama memilih dengan hati nurani, dengan panduan prinsip-prinsip Marhaenisme yang mengakar kuat dalam sejarah perjuangan bangsa ini.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • OPINI - Penerapan Marhaenisme untuk Keadilan Sosial di Indonesia

Iklan