Gambar : Desa Sei LIMBAT Terus Mencegah Stunting. Lidinews.id |
Sumatera Utara, Langkat, Lidinews.id - Desa Sei Limbat, yang terletak di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, sedang gencar berbenah untuk memperkuat ketahanan pangan dan mencegah stunting di wilayahnya.
Langkah ini sejalan dengan
prioritas pemerintah dalam menciptakan generasi sehat dan tangguh, terutama di
wilayah pedesaan yang masih rentan terhadap masalah gizi dan kesehatan.
Ketahanan Pangan sebagai Pilar
Pembangunan Desa
Ketahanan pangan adalah fondasi
utama dalam membangun desa yang sehat dan mandiri. Di Sei Limbat, upaya
ketahanan pangan diwujudkan melalui pemanfaatan lahan pertanian desa secara
optimal. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa kebutuhan pangan dasar,
seperti beras, sayuran, dan protein hewani, dapat tersedia dan diakses dengan
harga yang terjangkau oleh masyarakat desa.
Selain itu, pemerintah desa juga
menginisiasi kegiatan-kegiatan berbasis komunitas, seperti pelatihan pertanian
terpadu dan teknik pengolahan hasil panen. Kegiatan ini tidak hanya
meningkatkan keterampilan warga dalam bercocok tanam, tetapi juga membekali
mereka dengan ilmu untuk menghasilkan produk pangan yang lebih berkualitas dan
berkelanjutan. Langkah-langkah ini akan membantu warga desa tidak hanya
memenuhi kebutuhan pangan harian mereka, tetapi juga membangun kemandirian yang
kokoh.
Pencegahan Stunting sebagai
Prioritas Kesehatan
Stunting atau kekerdilan pada
anak menjadi salah satu perhatian utama di Sei Limbat. Kekurangan gizi kronis
yang menyebabkan stunting dapat menghambat perkembangan fisik dan kognitif
anak, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa
depan. Menghadapi tantangan ini, desa Sei Limbat berkolaborasi dengan pihak
puskesmas dan dinas kesehatan untuk memberikan pemahaman dan pendampingan
kepada para orang tua, terutama ibu hamil dan ibu yang memiliki balita.
Program posyandu yang aktif
menjadi salah satu langkah pencegahan stunting yang efektif. Di posyandu, orang
tua bisa memantau pertumbuhan anak dan mendapatkan informasi tentang asupan
gizi yang tepat. Selain itu, berbagai penyuluhan terkait pola makan sehat,
pemberian ASI eksklusif dan pentingnya sanitasi juga diberikan secara rutin.
Upaya pencegahan stunting ini menunjukkan komitmen desa Sei Limbat dalam
menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas.
Kolaborasi dan Peran Aktif
Masyarakat
Kesuksesan program ketahanan
pangan dan pencegahan stunting di Sei Limbat tidak terlepas dari dukungan penuh
masyarakat. Warga desa yang terlibat secara aktif dalam program-program ini
merasa bahwa mereka tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga bagian
penting dari perubahan yang sedang berlangsung.
Pada kesempatan kali ini desa Sei
Limbat berkolaborasi dengan Bingkai Budaya Indonesia, sebuah lembaga dengan
penguatan berbasis kearifan Lokal. Kegiatan ini akan dilakukan dalam waktu
dengan metode pelatihan pengolahan makanan bagi masayarakat dengan menggunakan
bahan-bahan komoditi lokal.
Namun sebelum sampai pada tahapan
pelatihan, tim Bingkai Budaya Indonesia Angga Pradana, S. Pdi selaku Manager
Program dan tim Jhoni Muda Pratama Barus, SH, Alexander Chrisse Ginting Munthe,
S.Pd, C.CT, melakukan survey dan penelitian singkat. Agar apa yang menjadi
tujuan pelatihan ini dapat benar-benar menyetuh dimasyarakat.
Selain itu, dioasca kegiatan
nantinya tim Bingkai Budaya Indonesia juga akan memberikan desain sosial kepada
pemetintahan desa Sei Limbat, agar apa yang menjadi catatan dalam desain ini
bisa menjadi acuan untuk pembangunan desa dimasa depan.
Ariadi selaku kepala Desa Sei
Limbat dan Sekertaris desa Sei Limbat Marlia Isdayanti menyambut baik tujuan
pelatihan tersebut, pemerintahan desa Sei Limbat, kegiatan ini nantinya sebagai
perkuatan untuk bisa membangun sumber daya manusia desa yang siap menghadapi
tantangan zaman, terkhusus mengahadapi masalah pangan dan stunting.
Sei Limbat sebagai Inspirasi
bagi Daerah Lain
Upaya Sei Limbat dalam meningkatkan ketahanan pangan dan menekan angka stunting diharapkan bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain di Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera Utara. Dengan memanfaatkan potensi desa dan melibatkan masyarakat, desa-desa lain dapat menciptakan ekosistem pangan yang tangguh dan menyiapkan generasi yang lebih sehat. Ini bukan hanya langkah untuk hari ini, tetapi juga investasi penting bagi masa depan bangsa.
Editor : Arjuna H T Munthe