Jakarta, Lidinews- 10 Oktober 2024, Kongres Mahasiswa dan Pemuda se-Indonesia dilaksanakan di Jakarta tepatnya di Universitas Negeri Jakarta.
Pelaksanaan Kongres Mahasiswa Dan Pemuda dari tanggal 6-8 Oktober 2024 tersebut merupakan forum inisiatif Mahasiswa dalam Merumuskan Gagasan dan Rekomendasi atas persoalan di daerah daerah yang luput dari Perhatian Pemerintah Pusat namun dijadikan ajang prestasi dan gimik untuk peduli terhadap rakyatnya. Fakta nya banyak persoalan daerah yang tidak dapat diselesaikan oleh setiap kepala daerah dan dikelola secara serabutan. Tidak hanya itu, forum tersebut juga di inisiasi untuk menjawab tantangan atas ketiadaan Mahasiswa di Indonesia dalam menyuarakan persoalan persoalan didaerah. Yang mana, mahasiswa dan pemuda saat ini lebih fokus menyikapi isu isu politik dan kebijakan nasional dibandingkan persoalan daerah.
Dalam kongres Mahasiswa dan Pemuda tersebut dihadiri oleh Jonni Kenro Manullang (JonKe) dan Boy E P Banjarnahor yang merupakan mahasiswa asal Humbahas. dalam forum tersebut Jonke menyuarakan persoalan di daerahnya yaitu Kabupaten Humbang Hasundutan.
Dalam pandangan Jonke, Persoalan di Humbang Hasundutan yang pelik dan serabutan namun dijadikan sebagai kebijakan bisnis dengan narasi Menghadirkan Investor adalah suatu kekonyolan yang nyata khususnya terhadap Permasalahan Agraria, Pendidikan. Isu yang disoroti oleh Jonke dalam Forum Kongres salah satunya adalah Persoalan Food Estate yang benar benar gagal, dengan luas lahan kurang lebih 15.000 Ha.
Diawal food estate merupakan program pemerintah untuk tujuan Ketahanan Pangan, yang mana langsung ditanggung-jawapi oleh Menkomarvest. Namun faktanya, apa yang ditargetkan adalah suatu kegagalan dan memberikan dampak buruk terhadap kerusakan hutan maupun masyarakat sekitar.
Diprediksi, dengan kegagalan Food Estate, adalah bagian dari proyeksi yang bukan untuk ketahanan pangan, namun sebagai ladang bisnis kedepannya.
Disisi lain, pendidikan yang masih belum ada peningkatan di era teknologi juga menjadi sorotan penting oleh Jonni Kenro (Jonke). Karena belum mampu nya generasi muda Humbahas untuk bersaing secara unggul dalam bidang yang seharusnya dapat diproyeksikan untuk terlibat dalam pembangunan daerah dan SDM Humbang Hasundutan.
Tak hanya itu, banyak Persoalan di Kabupaten Humbang Hasundutan yang bermasalah, tidak diperhatikan oleh Kepala Daerah. Perlu menjadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah Pusat, dalam hal ini Instansi Kementerian/Lembaga Negara tidak serius dalam berkordinasi dan tidak melakukan pengawasan secara terstruktur dan terinci dari setiap program baik dari Pemerintah daerah maupun Pusat yang memang seharusnya untuk Keunggulan dari Kabupaten Humbang Hasundutan. Namun sangat disayangkan, dari sekian banyak Persoalan, Kepala Daerah di Humbang Hasundutan, tak memahami fungsi dan perannya, minus nya justru menambah Persoalan daerah yang selalu dibungkus dengan gimmick oleh Bupati dan Wakil Bupati Humbang Hasundutan disertai FUFU FAFA Presiden Jokowi.
Editor: Tika Ginting