Gambar : Dukung Lingkungan Belajar Positif, Tim Dosen Universitas Negeri Malang Melakukan Riset NPD Pada Pelajar SMA. Lidinews.id |
Jawa Timur, Malang, Lidinews.id - Perkembangan teknologi pada zaman sekarang ini menjadikan media sosial sangat melekat dalam kehidupan masyarakat. Sisi positif dari media sosial yang dapat digunakan untuk media personal branding, penyebaran informasi secara cepat, perdagangan, dan promosi.
Media sosial bahkan mampu meningkatkan kebahagiaan penggunanya apabila digunakan secara terkontrol.
Namun, sisi gelap media sosial adalah mampu menghadirkan pengaruh buruk dari aspek sosial dan psikologis. Pelajar merupakan salah satu pengguna media sosial terbanyak dan memiliki kecenderungan membangun citra dirinya melalui media sosial.
Usia pelajar adalah masa-masa pencarian jati diri dan sayangnya tidak selalu dilakukan melalui usaha positif. Pelajar pengguna aktif media sosial sangat intens mengunggah dokumentasi baik diri sendiri, kesibukan, tugas, maupun hiburan dengan caption menarik untuk memikat diberi komentar pujian atau ‘like’.
Rasionalitas dan cara mengelola emosi yang masih berkembang di masa ini terkadang mampu menjadikan pelajar berlomba-lomba mencari validasi dan ingin disanjung secara berlebihan.
Perilaku ini mengarah pada Narcissistic Personality Disorder (NPD) yaitu sikap yang selalu mengharap kehormatan, kurang empati, dan sulit menerima perbedaan pendapat. NPD dianggap sebagai bentuk kegagalan perkembangan individu secara psikologis dan sosial.
Tujuan narsisme pelajar selain haus pujian dan perhatian adalah untuk memperlihatkan eksistensi, superioritas, dan mengharap orang lain iri padanya. Siswa yang mengarah pada NPD biasanya justru memiliki self respect rendah dan akan lebih sulit menjalin hubungan sosial yang sehat, bersikap apatis, manipulatif, agresif, dan anti-kritik.
Gangguan kepribadian narsistik ini perlu dilakukan upaya preventif. Pelaku NPD jarang menyadari tindakannya adalah narsisme berlebihan sehingga perlu adanya pengarahan terutama bagi siswa agar tidak terjerumus. Perilaku narsisme mengacaukan lingkungan belajar serta mentalitas siswa.
Berdasarkan urgensi tersebut pengembangan instrumen untuk deteksi dini gejala NPD dapat menjadi salah satu solusi bagi pendidik dalam menekan NPD pada siswa SMA.
Tim riset dari Universitas Negeri Malang yang diketuai oleh Bapak Mifdal Zusron Alfaqi, S.Pd., M.Sc melakukan penelitian mengenai gangguan kepribadian narsistik pada siswa SMA di Kabupaten Malang.
Penelitian ini melibatkan sejumlah siswa yang menunjukkan gejala gangguan narsistik untuk diwawancarai sebagai analisis fenomenologi dengan tujuan memahami perilaku narsistik dari sudut pandang pelajar itu sendiri. Hasil fenomenologi akan dijadikan sebagai salah satu dasar pengembangan instrumen atau asesmen mengenai deteksi gejala NPD di kalangan siswa SMA/Sederajat.
Sekolah menjadi salah satu wadah yang tidak hanya membimbing secara akademis saja tetapi juga berperan dalam proses pendidikan karakter baik sosial dan emosional.
Mengingat gangguan kepribadian narsistik sangat sulit atau bahkan tidak bisa disembuhkan maka instrumen ini diharapkan mampu membantu guru dalam mendeteksi dini NPD untuk kemudian memberi treatment yang tepat.
NPD dapat menggangu perkembangan diri siswa yang bersangkutan dan terkadang juga menciptakan ekosistem persaingan kurang sehat di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, pencegahan atau penanganan NPD lebih awal dirasa perlu dilakukan agar siswa mampu mengendalikan diri dalam bersikap dan penggunaan media sosial.
Hasil penelitian ini rencananya akan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah sebagai bentuk kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan alternatif solusi mencegah serta menangani Narcissistic Personality Disorder di kalangan siswa SMA.
Editor : Arjuna H T Munthe