Oleh : Kelvin Effendy
Mahasiswa Untag
Gambar : Transformasi Industri Keripik di Desa Dilem: Inovasi Alat Pemotong Otomatis oleh KKN R4 Untag Surabaya. Lidinews.id |
Lidinews.id - Desa Dilem, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto sudah lama diketahui sebagai salah satu pusat pembuatan keripik terbanyak di wilayah Mojokerto.
Produk unggulan ini tidak cuma jadi sumber mata pencaharian utama untuk penduduk lokal, namun pula jadi identitas budaya yang kokoh tapi dibalik ketenaran keripik Dilem, tersimpan tantangan yang lumayan besar terpaut proses produksinya.
Selama bertahun- tahun metode manual dalam memotong singkong guna dijadikan keripik sudah jadi beban berat untuk para pekerja, paling utama untuk mereka yang lanjut usia. Kedatangan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 4 dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya pada tahun 2023- 2024 menawarkan inovasi alat pemotong keripik otomatis.
Postingan ini hendak mengeksplorasi sudut pandang teknis dari alat tersebut, dan khasiat serta akibatnya untuk komunitas Desa Dilem.
Desain dan spesifikasi teknis alat pemotong kripik otomatis Alat pemotong keripik otomatis yang diperkenalkan oleh tim KKN Reguler 4 Untag Surabaya ini mempunyai desain yang dirancang buat memaksimalkan efisiensi serta keamanan dalam proses penciptaan keripik, dengan menggunakan teknologi terbaru alat ini dilengkapi dengan motor listrik berdaya tinggi yang sanggup memotong singkong dengan kecepatan serta ketepatan yang lebih baik dibanding tata cara manual.
Pisau pemotong yang dibuat dari bahan stainless steel bermutu besar menjamin ketahanan serta kebersihan dalam jangka panjang.
Tidak hanya itu, perlengkapan ini pula dilengkapi dengan sistem pengumpan otomatis yang membolehkan singkong dipotong secara tidak berubah- ubah serta rapi.
Salah satu aspek berarti dari desain alat ini merupakan kemampuannya guna membiasakan ketebalan potongan singkong cocok dengan kebutuhan, pengguna bisa mengendalikan ketebalan potongan dengan mudah lewat panel mata pisau yang intuitif sehingga mempermudah dalam menciptakan bermacam tipe keripik dengan ketebalan yang berbeda-beda.
Perbandingan dengan Metode Manual
Saat sebelum terdapatnya alat pemotong otomatis ini, proses pemotongan singkong di Desa Dilem dilakukan secara manual dengan memakai pisau biasa.
Tata cara ini tidak hanya memakan waktu, namun pula rentan terhadap kesalahan manusia yang bisa pengaruhi mutu hasil potongan. Singkong yang dipotong secara manual kerapkali tidak mempunyai ketebalan yang seragam, yang pada kesimpulannya berakibat pada mutu serta tekstur keripik yang dihasilkan.
Metode manual pula kerap kali menimbulkan terbentuknya luka kerja akibat pemakaian pisau tajam dalam jangka waktu yang lama, dengan alat pemotong otomatis sangat membantu pekerja untuk mempermudah pemotongan singkong. Kecepatan produksi bisa ditingkatkan secara signifikan, membolehkan penciptaan keripik dalam jumlah yang lebih besar dalam waktu yang lebih pendek.
Implementasi dan Pelatihan Penggunaan Alat
Implementasi alat pemotong keripik otomatis ini di Desa Dilem tidak serta merta dicoba tanpa persiapan matang. Tim KKN R4 Untag Surabaya membagikan pelatihan intensif kepada para pekerja lokal mengenai metode pemakaian serta perawatan alat tersebut.
Pelatihan ini mencakup bermacam aspek teknis, mulai dari metode mengoperasikan perlengkapan, prosedur keselamatan kerja, sampai pemeliharaan teratur buat membenarkan perlengkapan senantiasa berperan dengan baik.
Dengan terdapatnya pelatihan ini, para pekerja diharapkan bisa memahami teknologi baru ini dengan cepat serta mengintegrasikannya ke dalam proses penciptaan tiap hari.
Tim KKN pula memdorong pemakaian secara efektif untuk menanggulangi permasalahan teknis yang bisa jadi timbul sepanjang pemakaian alat.
Pelatihan ini pula mengaitkan demonstrasi langsung mengenai metode pemakaian alat, para pekerja bisa memandang serta mempraktikkan sendiri metode mengoperasikan perlengkapan dengan tutorial dari tim KKN.
Tidak hanya itu, para pekerja diberikan novel panduan yang berisi instruksi perinci menimpa pemakaian serta perawatan alat sehingga mereka mempunyai referensi yang bisa digunakan kapan saja.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Dari sudut pandang ekonomi, keberadaan alat pemotong keripik otomatis ini mempunyai kemampuan guna tingkatkan pemasukan masyarakat Desa Dilem secara signifikan. Dengan proses penciptaan yang lebih efektif serta hasil yang lebih bermutu, produk keripik dari desa ini diharapkan bisa mempunyai energi saing yang lebih besar di pasar.
Tidak hanya itu, dengan berkurangnya beban kerja manual, para pekerja bisa mengalokasikan waktu serta tenaga mereka buat kegiatan produktif yang lain, semacam tingkatkan kapasitas penciptaan ataupun meningkatkan ragam produk baru.
Dari sisi sosial, perlengkapan ini pula menolong kurangi resiko luka kerja yang kerap terjalin akibat pemakaian pisau manual, tingkatkan kesejahteraan serta mutu hidup para pekerja.
Keberhasilan implementasi alat ini pula membuka kesempatan untuk Desa Dilem buat jadi contoh untuk desa - desa lain di dekat Mojokerto serta wilayah yang lain.
Dengan kenaikan mutu serta efisiensi penciptaan, Desa Dilem berpotensi jadi pusat industri keripik yang lebih besar, menarik minat investor serta membuka lapangan kerja baru untuk warga setempat.
Tidak hanya itu, program ini pula bisa memotivasi warga desa yang lain buat mengadopsi teknologi modern dalam proses penciptaan mereka, mendesak pertumbuhan ekonomi di tingkatan regional.
Tantangan dan Solusi
Seperti halnya dengan inovasi teknologi, pelaksanaan alat pemotong keripik otomatis ini bukan tidak tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama merupakan menyesuaikan diri para pekerja terhadap teknologi baru ini. Sebagian pekerja, paling utama yang telah lanjut usia, bisa jadi merasa kesusahan buat mengoperasikan perlengkapan otomatis yang lebih kompleks dibanding dengan tata cara manual yang telah mereka kuasai sepanjang bertahun- tahun.
Guna menanggulangi perihal ini, tim KKN R4 Untag Surabaya merancang program pendampingan yang intensif serta berkepanjangan.
Tidak hanya itu, kami pula sediakan manual pengguna yang gampang dimengerti dan layanan konsultasi teknis yang siap menolong kapan saja.
Pendekatan ini diharapkan bisa meminimalkan hambatan menyesuaikan diri serta membenarkan seluruh pekerja bisa menggunakan perlengkapan ini secara optimal. Tantangan lain yang dialami merupakan biaya perawatan serta operasional perlengkapan, walaupun perlengkapan ini dirancang buat tahan lama serta gampang dalam perawatan, senantiasa terdapat anggaran yang wajib dikeluarkan buat pemeliharaan teratur serta penggantian komponen yang aus.
Buat menanggulangi perihal ini, tim KKN bekerja sama dengan pemerintah desa serta pihak swasta buat meningkatkan skema pendanaan yang bisa menolong menutupi biaya perawatan perlengkapan.
Tidak hanya itu, mereka pula mengarahkan para pekerja metode melaksanakan perawatan bawah secara mandiri, sehingga mereka bisa melindungi perlengkapan dalam keadaan maksimal dengan bayaran yang lebih rendah.
Dengan desain teknis yang mutahir serta pelatihan yang mencukupi, perlengkapan ini tidak cuma tingkatkan mutu produk, namun pula membagikan akibat positif terhadap kesejahteraan para pekerja.
Tantangan yang terdapat di lapangan diatasi dengan pendekatan yang komprehensif serta berkepanjangan, memastikan kalau teknologi ini bisa diadopsi dengan baik oleh warga setempat. Keberhasilan program ini diharapkan bisa jadi inspirasi untuk wilayah lain buat mengadopsi teknologi seragam, mendesak kemajuan ekonomi serta sosial di tingkatan lokal.
Di masa depan, dengan inovasi serta kerja sama yang berkepanjangan, Desa Dilem serta wilayah yang lain bisa terus tumbuh serta menggapai kemakmuran yang lebih besar.
Tidak hanya itu, diharapkan program KKN ini bisa terus bersinambung dengan inovasi- inovasi yang lain yang bisa menunjang kenaikan mutu hidup warga pedesaan.
Inisiatif semacam ini menampilkan betapa berartinya kerja sama antara perguruan tinggi, pemerintah, serta warga dalam menghasilkan pemecahan teknologi yang bisa membagikan khasiat nyata untuk warga.
Dengan semangat kebersamaan serta inovasi, Desa Dilem bisa jadi contoh berhasil bagaimana teknologi bisa diintegrasikan ke dalam kehidupan tiap hari buat menggapai kemajuan yang berkepanjangan.
Editor : Arjuna H T Munthe