Gambar : Tugu Kapiten Purba - Ikon Kabanjahe yang Terlupakan. Lidinews.id |
Lidinews.id - Kabanjahe adalah ibu kota Kabupaten Tanah Karo. Kota yang terletak 62 kilometer di tenggara kota Medan ini bisa ditempuh 2 jam perjalanan darat. Sinabung Jaya, Sutera adalah merk armada yang selama ini menjadi ikon moda transportasi di daerah ini.
Kabanjahe sebagai daerah
yang dingin karena berada diatas 1000 meter DPL sangat terkenal dengan
penghasil sayur mayur. Dengan daerahnya yang dingin tersebut maka sangat asyik
menikmati suasana kota dengan secangkir kopi Sidikalang di warung kopi Tiga
Serangkai.
Saya tersadar dari
lamunan ketika angkutan kota melewati kedai kopi ini dengan musik
hangar-bingarnya. Dengan lagu Karo yang khas alat musiknya angkutan kota ini
menyadarkan saya untuk kembali melanjutkan penelusuran kota yang sudah lama
sekali tidak saya sambangi.
Oya… kadang ketika kita
berada di suatu tempat kita lupa untuk melihat lebih detail tentang daerah itu,
tetapi ketika kita sudah jauh meninggalkan daerah tersebut baru kita sadar
kalau ada sudut tertentu kota yang selama ini lolos dari pengamatan kita.
Nah… hal yang sama
terjadi pada saya. Saat itu saya terhenyak karena Tugu Kapiten Purba yang
hampir setiap hari saya lewati luput dari pengamatan saya selama ini. Saya jadi
penasaran, apa sebenarnya isi tulisan yang ada di monumen tersebut? Berikut
adalah hasil penelusuran saya.
Tahukah
anda kalau Kapiten Purba dulunya adalah anggota MPR/ DPR RI?
Beliau lahir di Kaban
Jahe tahun 1915 dan meninggal 24 Maret 1973 di Jakarta. Beliau dikebumikan tanggal
26 Maret 1973 di TMP Medan. Beliau berpangkat terakhir Mayor C.P.M. Purn.
dengan NPP. 12831. Monumen ini dibangun dan diresmikan 10 Maret 1975 yang
diprakarsai oleh teman seperjuangan dengan panitia pembangunan keluar PURBA.
Disisi kiri monumen tersebut
dapat kita lihat visualisasi perjuangan kemerdekaan. Sedangkan disisi kanannya
adalah alat musik Karo. Sayang pada saat itu tidak ada tempat saya bertanya
arti dari visualisasi di sebelah kanan dan kiri monumen tersebut. Namun satu
hal saya petik dari monumen sederhana ini adalah betapa tingginya apresiasi
orang tua kita di masa lalu. Dalam 2 tahun setelah kematian beliau tugu yang
megah ini sudah berdiri kokoh di tengah kota Kaban Jahe. Disisi lain kita saat
ini sering melupakan betapa beratnya mendapatkan kemerdekaan yang sekarang
dapat kita nikmati.
Hari ini saya belajar
lagi kalau masa lalu tidak terjadi begitu saja. Masa lalu terjadi dan
menentukan masa sekarang. Ada baiknya kita merenungkan masa lalu untuk jembatan
kita lebih baik dimasa yang akan datang.
Sumber
: tanehkarosimalem.wordpress.com
Tugu Kapiten Purba - Ikon Kabanjahe yang Terlupakan