Gambar : GMNI SBD Segel Kantor Perusahan BUMD Lawadi SBD. Lidinews.id |
Lidinews.id - Direktur BUMD Lawadi SBD, Norbet Kaleka, pasrah dan panik ketika aksi massa GMNI SBD menyegel kantor kerjanya. GMNI SBD segel kantor Perusahan BUMD SBD setelah mendapat pengakuan direktur dihadapan publik.
Direktur perusahan BUMD Lawadi SBD mengakui bahwa mengalami kerugian sebesar 2 Milliar.
Kerugian itu diakuinya setelah menemui para aksi massa GMNI SBD ketika berorasi di depan Kantor BUMD Lawadi SBD, Jumat (16/06/2023).
Sontak, pengakuan Direktur Perusahan Lawadi membuat GMNI SBD geram dan meminta Direktur BUMD Lawadi SBD mundur dari jabatan serta menonkatifkan sementara perusahan tersebut.
Setelah mengetahui bahwa perusahan BUMD Lawadi SBD mengalami kerugian sebesar 2 Miliar, Ketua GMNI SBD, Dedianto Daghu Kezo mengecam untuk menyegel kantor perusahan BUMD Lawadi SBD.
"Kita segel kantor BUMD Lawadi kawan-kawan. Karena tidak jelas progresnya selama ini. Dan sangat belum berdampak pada pembangunan daerah. Segel," geram Ketua GMNI SBD dalam orasinya.
Selain itu, Dedianto Dagho Kezo pun mengutuk keras atas penyalahgunaan uang negara di perusahan tersebut.
Bahkan, dirinya menanyakan alasan yang kuat sehingga menyebabkan Perusahan BUMD Lawadi SBD mengalami kerugian hingga 2 Milliar.
Gambar : GMNI SBD Segel Kantor Perusahan BUMD Lawadi SBD. Lidinews.id |
Dia pun meluapkan kekecewaannya dengan meminta Direktur BUMD Lawadi SBD untuk segera mundur dari jabtan serta pertanggungjawabkan kerugian negara.
"Kami kecewa, silakan pak direktur pertanggungjawabkan itu. Sampaikan kepada kami alasannya mengapa perusahan ini bisa mengalami kerugian uang negara sebesar 2 Miliar? dan silakan mundur jika tidak mampu menjalankan roda kepemimpinan perusahan ini," tanya ketua GMNI SBD dengan tegas.
Dirinya menyayangkan atas penggunaan anggaran hingga menyebabkan kerugian negara sebesar 2 miliar.
Bahkan, dia menilai pemerintah tidak pernah melakukan evaluasi progres perusahan BUMD Lawadi SBD.
"Jika ada kerugian sebesar ini. Kami menduga bahwa ada kelalaian dalam pengawasan terhadap progres BUMD Lawadi SBD," tuturnya.
Selain itu, mantan ketua Gematamera itu pun menayankan program unggulan perusahan BUMD Lawadi SBD.
Sayangnya, dirinya dkk tidak mendapatkan penjelasan terperinci dari pihak perusahan BUMD Lawadi SBD.
Dirinyapun menilai direktur Perusahan BUMD Lawadi SBD berbelit-belit dalam menanggapi pertanyaan massa aksi GMNI SBD.
"Kami juga minta bapak direktur jelaskan progresnya selama ini. Program-program apa saja yang bapak jalankan. Jangan berbelit-belit dalam menjawab aspirasi kami," tegasnya di hadapan direktur perusahan BUMD Lawadi SBD.
Dengan tidak adanya pertanggungjawaban yang kuat, massa aksi GMNI SBD pun menyegel kantor Perusahan BUMD Lawadi dan meminta Direktur, Norbet Kaleka mundur dari jabatan.
Sebelumnya, untuk diketahui, aksi damai yang dilakukan oleh GMNI SBD merupakan bentuk kekecewaan terhadap program BUMD Lawadi SBD yang dinilai tidak berdampak pada pembangunan daerah kabupaten Sumba Barat Daya.
Berdasarkan hasil audiens GMNI SBD bersama Direktur BUMD Lawadi SBD beberapa hari lalu sebelum terjadinya aksi damai, disebut sebanyak Rp5.150.000.000 anggaran disuntikan oleh Pemda SBD.
Dari jumlah anggaran tersebut, Norbet Kaleka menyebut Pemda SBD mengalokasikan anggaran Rp150.000.000 pada bulan April tahun 2020.
Kemudian pada bulan Desember tahun 2020, Pemda SBD kembali menyuntik dana kepada BUMD Lawadi SBD sebesar Rp5.000.000.000.
"Kan waktu ade-ade GMNI datang melakukan audiens dengan kami saat itu, saya sudah sampaikan," ungkap Norbet Kaleka
Namun demikian, GMNI SBD tidak merasa puas atas penjelasan Norbet Kaleka. Sehingga, mereka memintanya untuk menyampaikan kembali secara terbuka dihadapan publik.
Dengan berbagai desakan para mahasiswa, akhirnya Direktur BUMD Lawadi SBD, Norbet Kaleka kembali mengakui bahwa jumlah anggaran yang disuntikan oleh Pemda SBD sebesar Rp5.150.000.000.
Dia menjelaskan, dari sejumlah anggaran yang disuntikan oleh Pemda SBD telah digunakan dengan menjalankan beberapa program kerjanya.
Namun, Norbet Kaleka tidak mengurai program-program BUMD Lawadi SBD dalam menggunakan sejumlah anggaran yang terbilang besar tersebut.
"Kami menjalankan program agrebisnis. Diantaranya membeli jagung di bukambero dan budidaya cacing," katanya kepada tim jurnalis Lidinews.id.
Sontak, jawaban Norbet Kaleka kembali mendapat tanggapan kontraversi dari para mahasiswa yang bergabung dalam organisasi Gmni SBD tersebut.
Mereka menyebut bahwa yang disampaikan oleh Direk BUMD Lawadi SBD hanya sebuah alasan yang tidak disertai data autentik. Bahkan, mereka menanyakan besaran meruginya BUMD Lawadi SBD.
Dari pertanyaan yang penuh kecaman itu, Norbet Kaleka pun mengungkapkan bahwa benar BUMD Lawadi SBD mengalami kerugian 2 Miliar secara akuntasi.
Editor : Arjuna H T M
GMNI SBD Segel Kantor Perusahan BUMD Lawadi SBD