Penulis : Suradin, Penulis Jalanan
Lidinews.id - Lembaga pendidikan dengan segala jenjangnya merupakan wadah bagi generasi bangsa untuk berproses.
Di sinilah setiap generasi diberi ruang untuk mengembangkan diri dengan bimbingan pendidik yang mengarahkannya untuk menemukan potensi terbaik dalam dirinya. Karena roh dari pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia.
Namun seiring berjalannya waktu, lembaga pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi tidak lagi menjadi satu-satunya wadah dalam 'mendidik' generasi. Sekolah harus memberi ruang kepada gagasan baru jika ingin survive dalam arus zaman yang terus melaju. Tantangan semakin pelik dan menanjak. Hal ini ditandai dengan perkembangan teknologi informasi yang massif hingga ke pelosok negeri.
Sehingga hal yang tabu di masa lalu menjadi sesuatu yang biasa saja di masa kini. Semua lapisan umur bisa mengakses berbagai informasi hanya dengan bermodal gawai di tangan yang terhubung dengan jaringan wifi. Bahkan bahan materi yang pendidik ajarkan di sekolah bisa dengan mudah diakses begitu saja. Semua serba cepat tanpa perlu membuka buku paket. Efisiensi dan efektif, terlebih dalam hal waktu.
Selain itu, penting pula sekolah membuka diri dengan dunia usaha yang memiliki perhatian dalam kemajuan sekolah di masa mendatang. Sebab, sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak alumni dari lembaga pendidikan ternama sekalipun merasa kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan usai menyelesaikan studi. Hal ini memang di dasari oleh banyak faktor. Mulai dari kurikulum maupun kemampuan individu alumni sendiri yang belum mampu beradaptasi dengan dunia kerja yang memiliki atmosfir yang lebih kompetitif.
Namun faktor kurikulum juga mengambil peran penting selain pendidiknya yang memiliki andil dalam membentuk karakter peserta didik. Sebab, kadang kurikulum yang diajarkan di sekolah tidak memiliki relevansi dengan kebutuhan dunia kerja. Sekolah lebih mengedepan teori dan konsep dibandingkan hal yang teknis. Sementara dunia kerja lebih mengutamakan kompetensi serta skill.
Itu menjadi salah satu alasan beberapa pemuda seperti Raden't, Syarif dan Dafit mengajak kerja sama dengan SMAN 1 HU'U yang dinahkodai oleh Titi Sumantri, S.S. Kerja sama ini lewat pintu ekskul jurnalistik yang merupakan salah satu ekskul termuda di sekolah setempat. Terlebih ketiga orang pemuda ini memiliki afiliasi dengan dunia pertambangan. Apa lagi Dafit sendiri memiliki perusahaan sendiri yang hingga kini masih eksis sebagai perusahaan lokal.
Sehingga demikian, siswi yang tergabung di dalam ekskul jurnalistik mendapat kesempatan untuk mengakses ilmu dan pengalaman baru lewat kerja sama ini. Walau pun kerja sama ini pada dasarnya memberikan kesempatan ekskul jurnalistik untuk melakukan peliputan kegiatan yang dilakukan perusahaan lalu mempublikasikannya di media sosial. Namun lebih itu dari itu bagaimana siswi juga bisa mempelajari bagaimana perusahaan beroperasi. Mulai dari merekrut karyawan, tugas dan tanggung jawab serta pengembangan kompetensi karyawan lewat training untuk menjadi supervisor serta hal yang menunjang kerja sebagai seorang karyawan lainnya.
Ini merupakan bagian yang bisa pelajari lewat kerja sama antara ekskul jurnalistik dan perusahaan yang digagas oleh ketiga pemuda hebat ini dengan pihak sekolah. Memang ini merupakan langkah awal yang diharapkan bisa berjalan dengan baik antara ke dua belah pihak. Sinergitas antara dunia usaha dengan sekolah memang bukanlah hal baru. Tetapi ini menjadi langkah awal bagi sekolah-sekolah yang berada di daerah seperti SMAN 1 HU'U.
Karena selama ini, sepintas terlihat dunia usaha dengan sekolah berjalan masing-masing di relnya sendiri tanpa ada kolaborasi dan sinergitas. Kalau pun ada mungkin tidak begitu mengakar. Sehingga tidak jarang bahan materi yang disuguhkan ke peserta didik bahkan tidak memiliki relevansi yang dibutuhkan dunia kerja. Maka lewat kerja sama ini merupakan sedikit upaya untuk memangkas jarak antar dunia usaha dengan sekolah sebagai lembaga pendidikan.
Karena ijazah bahkan nilai yang diberikan oleh sekolah kepada peserta didik tidak memiliki pengaruh banyak ketika melamar pekerjaan. Karena dunia usaha memiliki alur dan tantangannya sendiri. Sehingga sinergitas dan kolaborasi ini diharapkan membuka mata banyak pihak agar dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompetitif ini dapat dihadapi dengan kepala tegak oleh generasi yang dibentuk saat ini.
Semua pihak harus mengambil bagian sekecil apa pun itu. Tidak cukup hanya menjadi penonton lalu sibuk memberi penilaian dan komentar atas apa yang dilakukan oleh orang lain. Karena dengan berpegangan tangan lalu melangkah bersama dalam membentuk generasi yang bisa membawa nama daerah, bangsa dan negara menjadi lebih baik di masa mendatang.
Mungkin sebagian pihak menilai ini langkah yang tidak memiliki daya dobrak yang menggetarkan semesta. Tetapi bukankah perubahan besar di mulai dengan tindakkan kecil yang konsisten. Melangkah dengan keyakinan merupakan dasar dari sebuah perbuatan. Karena melibatkan pemilik semesta merupakan sebuah keharusan agar semua harapan dapat terwujud menjadi kenyataan.
Tetap rendah hati dalam berbuat, karena langkah ini merupakan intruksi tuhan yang harus selalu dilakukan. Memang tidak ada yang mudah, namun tidak ada yang tidak mungkin.
Bersinergi dengan Lembaga Pendidikan