|
Sumatera Utara, Medan, Lidinews.id - ketua Perhimpunan Mahasiswa Asal Samosir (PERMASI) meminta Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman segera dicopot dan diperiksa sesuai aturan hukum yang berlaku.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya kejanggalan dalam peristiwa kematian Bripka Arfan Saragih yang menyeret nama pimpinan tertinggi polres Samosir tersebut.
Sirdo Sagala menyampaikan bahwa untuk menuntaskan persoalan yang terjadi saat ini, maka Kapolres Samosir harus dicopot dari jabatannya. Hal ini dikarenakan Kapolres Samosir tidak mampu mengungkap kasus ini secara terang benarang dengan terseretnya nama Kapolres tersebut.
"Pengungkapan kasus besar yang terjadi ini harus dengan serius ditangani karena kematian Bripka Arfan Saragih ini bukan saja hanya persoalan penggelapan pajak. Akan tetapi, ada persoalan yang lebih fundamental yang harus segera kita tuntaskan yaitu perihal kemanusiaan. Dengan melihat hal tersebut, maka Kapolres Samosir harus segera dicopot agar memudahkan pengungkapan kasus kemanusiaan ini," jelas dirinya.
Menurutnya, kasus ini akan sulit diungkap apabila AKBP Yogie Hardiman masih menjabat sebagai Kapolres Samosir. Dirinya juga menegaskan bahwa Samosir sebagai daerah yang masih menjunjung tinggi adat istiadat akan terkotori apabila kasus kematian Bripka Arfan Saragih tidak dapat diungkap.
"Samosir merupakan daerah adat dan juga asal muasal orang Batak. Untuk itu, kejadian ini tentu sangat menyakitkan jika harus ditutup dengan kebohongan. Mungkin, disebagian pihak kasus penggelapan pajak yang dituduhkan bagi Bripka Arfan merupakan hal yang paling diperhatikan. Namun, disisi lain ada hal-hal yang tidak bisa tidak dihiraukan," tuturnya.
Ketua PERMASI yang baru dilantik tersebut, meminta agar Kapolda Sumatera utara juga segera membentuk Tim pengungkap kasus. Harapannya, tim yang akan dibentuk nantinya harus independen.
PERMASI minta Kapolres Samosir Dicopot dan Diperiksa.
"Kami juga meminta agar Kapolda Sumatera Utara ikut andil dalam mengungkap perihal kematian seorang Bripka yang sangat janggal ini,"pintanya.
Dengan tegas Sirdo Sagala juga menyampaikan bahwa seluruh anggota PERMASI akan ikut serta dalam mengawasi pengungkapan kasus kematian Bripka AS.
"Kami mahasiswa Samosir akan selalu siap dalam melaksanakan fungsi kami sebagai fungsi kontrol dalam pengungkapan kasus kematian dari Bripka Arfan," tegasnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh wakil ketua bidang gerakan masyarakat (germas) PERMASI Rafael Sinaga.
"Hal ini juga telah kami diskusikan sebelumnya bersama teman-teman PERMASI yang lain. Dan jika ada piha-pihak yang nantinya berupaya dalam menutup-nutupi serta mencoba untuk menghalangi pengunkapan kasus ini. Maka, akan menjadi lawan bersama bagi kami," ujarnya.
Sebagai penutup dirinya juga menyayangkan kematian Bripka Arfan yang secara janggal dan mengucapkan turut belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan.
Diketahui, terseretnya nama Kapolres Samosir dalam kasus kematian ini berkat dari pengakuan istri Bripka Arfan Saragih yang telah tersebar di media sosial melalui pesan berantai WhatsApp.
PERMASI minta Kapolres Samosir Dicopot dan Diperiksa.