Sumatera Utara, Lidinews.id - Indonesia merupakan negara indah nan kaya, keindahan yang membuat orang dari negeri lain berdecak kagum dan memujinya. Negeri indah ini adalah warisan untuk anak cucu.
Namun mempertahankan akan jauh lebih susah. Jauh banyak rintangan dan halangan. Oleh karenanya, Indonesia membutuhkan pemimpin yang merakyat.
Sebagai pemuda, pada saatnya kita akan menjadi pemegang tongkat estafet kepemimpinan. Pemimpin yang mampu merakyat bukan atas nama rakyat.Kini partai garda perubahan Indonesia (GARUDA) DPD sumatera Utara yang saat ini di pimpin oleh Opin Susanto timbul di kalangan masyarakat dan langsung turun ke pedesaan yg ada di provinsi Sumatera utara.
"Merakyat memposisikan diri kita sebagai pemimpin yang sama kedudukannya sebagai rayat, sehingga kita jauh dalam menghayati arti pemimpim. Merasakan apa yang dirasakan rakyat. Mencari solusi berbagai permasalahan dengan sepenuh hati, tidak atas nama tendensi apalagi atas nama prestasi yang harus dipuji".ungkapnya ,Opin Susanto (ketua DPD partai garda perubahan Indonesia).
Ditambahkan,"jauh di sana, di negeri ini, di pelosok desa di daerah Sumatera Utara masih banyak masyarat kecil yang untuk makan sehari saja susah. Mereka harus benar benar meneteskan peluh demi mendapatkan makan yang layak".ungkap,Alfi Hasian Hasibuan (Ketua Bapilu DPD Partai Garda Perubahan Indonesia Sumatera Utara).
Melihat dan mendengar hal itu, bagaimana seharusnya kita sebagai pemimpin,akan kah kita memberi teladan dengan sibuk mempertontonkan ambisi,mempertontonkan kemewahan fasilitas yang kita miliki,namun ironisnya masih saja melakukan korupsi.
Tentu ini bukan hal yang patut untuk dijadikan contoh. Ing ngarso sun tuladha memberikan contoh dengan penuh keikhlasan. Menampilkan keikhlasan memegang prinsip Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-aji, Sugih Tanpa Bandha (Berjuang tanpa perlu membawa massa, menang tanpa merendahkan atau mempermalukan, berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan atau kekuatan, kaya tanpa didasari hal-hal yang bersifat materi.) Itulah pemimpin yang merakyat.
Lalu bagaimana dengan pemimpin atas nama rakyat? Terkadang kita lupa dan sering menjadikan rakyat sebagai alat. Alat untuk mencapai tujuan tertentu sehingga kita lupa. Sebenarnya siapa diri kita, dan terkadang atas nama kepentingan menjadikan rakyat sebagai alat pemenuhan kepentingan. Tentunya kita harus paham betul apa dan bagaimana peran kita sebagai pemimpin.
Partai Garuda (garda perubahan Indonesia) adalah partai yg memiliki 3 semboyan nasionalis religius dan kerakyatan melanjut kan semboyan tersebut,ketua Bapilu Dpd Partai (GARUDA) Arfi Hasian Hasibuan melanjutkan intruksi ketua Dpd Sumut Opin susanto untuk menghimbau kepada seluruh Dpc kab / kota untuk turun menyentuh sampai ke pelosok desa dengan ikut serta melakukan perubahan,ucap Arfi.
Lanjut Arfi, dengan membantu mengembangkan SDM dan pendidikan ,begitu juga turut serta hadir dalam rapat rapat yang ada di desa , begitu juga harapanya bersama masyarakat di desa untuk bersama bergotong royong melakukan perubahan yg signifikan mulai dari pendidikan kesehat dan infrastruktur karna hadirnya kita partai Garuda untuk mereka rakyat.
Sudah saatnya Partai Garda Perubahan Indonesia hadir di tengah-tengah masyarakat bertindak sebagai pemimpin yang botton up bukan top down, mendengar apa yang dikeluhkan rakyat, apa yang di inginkan rakyat dan merancang konsep untuk kepentingan rakyat bukan atas nama kepentingan kekuasaan. Kunci itu semua adalah merakyat.ucap Opin Susanto (Ketua DPD Sumatera Utara Partai Garda Perubahan Indonesia).
Partai Garuda Menyentuh Sampai Kepelosok Perdesaan.