Lidinews.id - Rapat Pimpinan Nasional GMNI yang diadakan di Kaliurang Jogjakarta ricuh pada Rabu (23/11/22).
Kericuhan dikarenakan puluhan DPC dan DPD meminta agar rapimnas merekomendasikan kongres persatuan.
Terlihat dalam video, beberapa peserta terlibat adu jotos dan saling dorong. Ada yang menaiki meja dan berteriak mengintimidasi.
Salah satu ketua cabang yang mendatangi rapimnas mengaku jika DPC nya dan puluhan DPC lain ditolak masuk rapimnas. Padahal berkas administrasi sudah lengkap dan memenuhi syarat mengikuti rapimnas.
"Saya sama rombongan ditolak masuk, apa-apaan ini! Tidak cuma saya tapi puluhan cabang tadi sebebelumnya ditolak masuk. Alasan panitia macam-macam, nggak profesional!" Ujarnya dengan nada tinggi.
Dia mengakui bersama puluhan cabang dan DPD ingin mengusulkan agar kongres GMNI tahun 2022 dilakukan secara kongres persatuan. Sayangnya DPP sepertinya sejak sebelum rapimnas menolak usul itu.
"Sepertinya ada upaya terstruktur biar kami semua disini tidak diperbolehkan masuk rapimnas. Perlu diingat yang kami bawa demi persatuan GMNI!" Ujarnya.
Katanya puluhan cabang telah muak dengan konflik dualisme GMNI sehingga mengusulkan memperbaiki GMNI dengan persatuan. Dia menyayangkan panitia yang dibuat DPP bertindak melarang masuk sebagian peserta. "Masuk saja ke dalam rapimnas, kursi banyak yang kosong (karena banyak cabang yang tidak hadir)"
Sebagaimana diketahui pasca kongres ke 21 di Ambon tahun 2019, GMNI terbelah menjadi 2 kepengurusan di tingkat pusat. Dimana kongres menghasilkan kepengurusan DPP Imanuel-Soeahri.
Setelah kongres berakhir, ada intervensi dari kelompok alumni yg tidak puas dengan hasil kongres lalu membuat kepengurusan DPP sendiri yang diketuai Arjuna dengan dendi sebagai sekjen. Selain itu memasukkan beberapa nama yakni basarah dan sukarwo (pakde karwo) mejasi pengurus DPP sebagai dewan pengawas untuk mengontrol kepengurusan GMNI di tingkat pusat.