Lidinews.id - Menjelang kontestasi politik 2024, berbagai elemen berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pemilihan umum yang sebentar lagi digelar.
Begitu juga Katolik dalam hal ini menyadari akan pentingnya melek potik. Oleh karena itu, kegiatan seminar nasional dan pendidikan politik yang mengusul tema “Pendidikan Kaum Muda Katolik Ditinjau dari Perspektif Gereja,” telah selesai dilaksanakan.
Kegiatan seminar yang dilaksanakan oleh Komisi Kerawam Keuskupan Agung Medan bersama dengan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Medan dan Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kota Medan dilaksanakan di Catholic center pada hari Kamis (03\11\22) dihadiri oleh Walikota Medan, Bapak Muhamad Bobby Afif Nasution, S.E, M.M beserta jajaran. Ketika memberikan sambutan secara daring, Uskup Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung mengatakan bahwa politik adalah arena perjuangan mulia untuk memperjuangkan hak dan kewajiban seluruh manusia. “Politik harus diletakkan pada posisinya sebagai sesuatu yang beradab. Disinilah pendidikan politik dibutuhkan," kata Bapa Uskup.
Selesai kata sambutan, Walikota Medan beserta Uskup Agung Medan yang diwakili oleh Pastor Benno Ola Tage melakukan pemukulan gong untuk membuka acara seminar nasional sekaligus peluncuran Rumah Ibadah Mandiri yang dilanjut dengan penyerahan akte lahir dan akte nikah secara simbolis di 3 gereja oleh Walikota.
Kegiatan ini dihadiri oleh 650 peserta yang terdiri dari ormas katolik, biarawan-biarawati, Orang Muda Katolik, Mahasiswa Katolik serta civitas akademik dari Universitas Katolik St. Thomas Medan dan Sekolah Tinggi Pastoral. Kegiatan seminar ini juga diisi oleh beberapa narasumber diantaranya, Yunarto Wijaya dari Charta Politika dan Rm. Antonius Benny Susetyo dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.
“Kegiatan ini di inisiasi oleh kaum muda sehingga terbentuklah panitia bersama Kerawam Keusukupan Agung Medan beserta Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Cabang Medan dan Pemuda Katolik Komisariat Cabang Medan. Kegiatan hari ini kita adakan sekaligus untuk launching Rumah Ibadah Mandiri yang kita adakan di 3 paroki, yaitu Paroki Santo Conrad Martubung, Paroki Santo Paulus Pasar Merah dan Paroki Santo Antonius Dari Padua Hayam Wuruk. Semoga Rumah Ibadah Mandiri ini menjadi wadah untuk kesejahteraan umat," terang Pastor Yosafat Ivo Sinaga Selaku Ketua Kerawam Keuskupan Agung Medan.
Rangkaian kegiatan ini juga disertai dengan pendidikan politik yang dilaksanakan pada hari Jumat sampai dengan Minggu (4-6\11\22) yang bertempat di LPMP Provsu. “Pendidikan politik ini dihadiri sebanyak 50 peserta yang terdiri dari berbagai elemen diantaranya, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Medan, Pemuda Katolik dibawah naungan Komisariat Daerah Sumatera Utara, Orang Muda Katolik dari beberapa paroki dan beberapa civitas akademik dari Sekolah Tinggi Pastoral," kata ketua panitia.
Brigita Lindsay Christy, Ketua Panitia menuturkan, “Pendidikan politik ini mulanya diusulkan atas keresahan kaum muda Katolik bahwa politik selalu mendapat citra negatif oleh masyarakat khususnya kalangan muda, sehingga kami menilai perlu ada langkah pengetahuan politik bagi generasi muda Katolik sebagai upaya untuk mengatasi salah satu persoalan meningkatnya apatis generasi muda terhadap dunia politik
“Harapannya, kegiatan ini dapat memberikan pemahaman dan kesadaran politik kepada kaum muda sebagai generasi penerus bangsa untuk ikut terlibat dalam kehidupan demokrasi” sambung Sintong Sinaga, Ketua PMKRI Cabang Medan sebagai salah satu inisiator kegiatan ini.
Inter Zalukhu, Ketua Pemuda Katolik Komcab Medan dikonfirmasi oleh media menjelaskan “Pendidikan Politik Katolik yang diadakan Kerawam Keuskupan Agung Medan sangat bagus, mengingat belum pernah dilakukan kegiatan semacam ini. Dan perlu diapresiasi kinerja dari panitia dalam menyelenggarakan acara ini”. Inter menambahkan “Kegiatan ini sangat berguna untuk meningkatkan kesadaran pentingnya melek politik”.
“Peran kaum muda Katolik saat ini diharapkan bisa membawa angin segar yang baru dalam memberikan terobosan baru dalam berkarya di tengah-tengah masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan bersama (bonum commune) dalam kehidupan bernegara," tutup Brigita kepada media.