Lidinews.id - Wakil ketua bidang Ideologi Politik DPC GMNI Ogan Ilir, Sarihot Cristian Putra Nababan mengatakan naiknya harga BBM menjadi polemik baru bagi sektor-sektor lain yang dampaknya akan langsung dirasakan masyarakat kelas bawah.
"Kami DPC GMNI Ogan Ilir Dengan seksama menolak wacana kenaikan harga BBM ini, karena dengan ada nya wacana ini jelas akan menyengsarakan rakyat kelas bawah, wacana ini juga nanti nya akan sangat berpengaruh kepada daya beli masyarakat serta akan menimbulkan indikasi naik nya juga harga bahan pokok yang lain," ujarnya.
Menurutnya, pengalihan dana subsidi BBM yang akan dialihkan ke bantuan sosial bukanlah suatu solusi yang efisien dan konkrit, apalagi masyarakat kelas bawah dan kelas menengah sekarang ini lagi berupaya untuk bersama - sama pilih dari ekonomi akibat pandemi Covid-19.
" Pencabutan subsidi BBM karena dinilai pemerintah tidak tepat sasaran dan akan dialihkan dengan bantuan sosial bukan lah suatu solusi yang efektif dan konkret, mengingat BBM ini adalah suatu kebutuhan primer yang sangat diperlukan bagi rakyat kelas bawah dan menengah yang baru saja akan berusaha memulihkan ekonomi nya akibat pandemi Covid-19"
"Sejatinya subsidi BBM adalah suatu kebijakan negara untuk memenuhi atau membantu rakyat nya, dikarenakan APBN datang nya dari rakyat dan harus pula dialokasikan demi memenuhi kebutuhan atau membantu rakyat nya," katanya.
Jadi, lanjutnya, APBN yang diambil dari uang rakyat untuk kesejahteraan rakyat pula. Karena itu, kata Sarihot Nababan , GMNI Kabupaten Ogan Ilir bersepakat untuk menolak kebijakan pemerintah pusat yang akan menaikkan harga BBM tersebut.