Penulis : Mufaridi Muhammad
Mahasiswa Universitas Jambi
Saya ingat, tepat 2 tahun lalu undangan Wakil Rektor 3 mengundang mahasiswa untuk bermusyawarah terkait penyelenggaraan demokrasi kampus, namun dalam pertemuan itu Wakil Rektor 3 bersamaan dengan beberapa Wakil Dekan 3 langsung membentuk KPU serta BAWASLU untuk pemira.
Waktu itu, segenap mahasiswa telah mengingatkan birokrasi kampus untuk tidak ikut campur dalam penyelenggaraan demokrasi, namun sayangnya hal itu tak di indahkan dan beranggapan mereka (birokrasi) memiliki wewenang penuh untuk memutuskan segala hal tentang kampus pinang masak ini.
Kekhawatiran 2 tahun yang lalu tersebut, akhirnya hari ini terbukti dengan peristiwa bentrok mahasiswa dengan birokrasi dalam pelaksanaan PKK MB Universitas Jambi pada saat segelintir mahasiswa aksi menuntut kecacatan penyelenggaraan PKK MB yang juga di ambil alih oleh birokrasi.
Hal yang memalukan bagi kampus Universitas Jambi, pihak penyelenggara PKK MB (birokrasi) menyambut gerakan mahasiswa tersebut dengan tindakan arogan dan represif, kericuhan pun tak dapat terelakkan antara birokrasi kampus dengan masa aksi yang di saksikan oleh ribuan mahasiswa baru.
Jelas sudah hari ini, kampus yang menggaungkan merdeka belajar ini, tidak memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menyelenggarakan demokrasi yang sehat dan tak terkotori oleh kepentingan segelintir golongan atau pun kelompok.
Hari ini sudah terbukti akibat ke ikut campuran tangan birokrasi dalam ranahnya mahasiswa memberikan efek buruk bagi demokrasi kampus, jika dahulu mereka (birokrasi kampus) menunjuk sekelompok orang untuk mengurus demokrasi kampus dan hari ini mereka langsung turun tangan dalam penyelenggaraan PKK MB akibat kekosongan BEM Universitas Jambi, membuat gejolak perlawanan mahasiswa tak tertahankan lagi melihat semua kekacauan yang terjadi.
Maka dari itu, sekali lagi pesan dari 2 Tahun yang lalu untuk Birokrasi kampus Pinang Masak, sudahi campur tangan birokrasi dalam penyelenggaraan urusan mahasiswa di Universitas Jambi agar tak semakin memperburuk situasi dan kondisi demokrasi kampus.
Mahasiswa Universitas Jambi tentu menginginkan kemajuan bagi kampus tempat mereka mengenyam pendidikan, maka dari itu pihak rektorat kampus harus lebih mempertimbangkan keputusan ke depan untuk memperbaiki semua kesalahan yang sudah terjadi.
Untuk dahulu dan sekarang, selamanya panjang umur perjuangan !