Foto: Yerikho Alfredo Manurung, Demisioner Ketua BEM FH UBK 2019/2020, Ketua Umum GPMNUS |
Dikeluarkannya kebijakan Perpanjangan PPKM sangat banyak kalangan masyarakat yang melakukan Penolakan Perpanjangan Kebijakan yang saya kira tidak mempertimbangkan beberapa aspek yang sangat krusial saat ini, yakni, kelaparan dimana-mana, nyawa ibarat seekor hewan yanng disembelih.
Wabah ini secara eksplisit berimplikasi dengan tidak terpenuhinya dua komponen utama dalam keamanan manusia, yaitu bebas dari rasa takut (freedom from fear) dan bebas atas apa yang diinginkan (freedom from want). Dengan kondisi demikian, Rezim saat ini Gagal dalam memberikan rasa Aman kepada masyarakat sebagaimana amanat dari Konstitusi.
Masiifnya penyebaran covid-19, ruang-ruang interaksi masyarakat berkurang signifikan. Warga negara merasa takut, cemas, dan tidak ada rasa aman terhadap kondisi ini, media sosial digunakan sebagai alat propaganda kepada masyarakat. Pemerintah seakan tutup mata melihat kondisi ini, atau bahkan pemerintah melakukan sengaja menerapkan PPKM untuk memiskinkan Masyarakat ?
Banyak Kegagalan Pemerintah dalam mengelola Negara di tengah pandemi ini, ruang- ruang demokrasi dibungkam, represifitas oknum- oknum baik di media sosial maupun di secara tindakan langsung. Jelas itu kegagalan dari Rezim.
Negara semakin jelas mempertontonkan Kebodohan dan Kegagalannya, sementara medsoslah jadi ruang untuk menyampaikan Kritikan dan saran di tengah pandemi ini, bahkan hal itu juga dibungkam. Pemerintah Indonesia kini bisa disebut sebagai Pemerkosa Demokrasi dan Pengangkang Pancasila.
Saran saya untuk Rezim Jokowi, jangan terlalu baper kepada kritikan dan bijaklah dalam memfilter dan membedakan mana kritik dan mana hinaan, sebab kritik sama dengan saran yang membangun, mulai terapkan ekonomi kerakyatan.
Stop melahirkan kebijakan yang tidak bijak dan yang menyengsarakan Rakyat, Cabut Perpanjangan PPKM sebab Rakyat butuh makan dan menghidupi keberlangsungan hidupnya, pemerintah harus melahirkan kebijakan yang berorientasi pada substansi yang sangat urgent di bangsa saat ini, yaitu kemiskinan dan terapkan Ekonomi Kerakyatan!! Jikalau tidak mampu, akui saja ketidakmampuannya dan jangan sembunyi dibalik Pandemi saat ini.
Jikalau hal- hal yang tidak masuk akal tetap dipertahankan oleh Pemerintah saya pastikan Gejolak Perlawanan akan semakin masif dari berbagai kalangan masyarakat, terutama kelas menengah kebawah.
Pemerintah harus menempatkan akal dibawah pikiran jangan onani di dalam Pikiran, untuk membuka sedikit kerangka berpikir Rezim saat ini ketika sebelum adanya kritikan, mungkin saja otaknya tidak bekerja secara maksimal, terkadang perlu digelitik sedikit supaya pekerjaannya efisien.
Kritikan itu merangsang otak, sehingga ketika adanya kritikan, dengan sendirinya ia akan berpikir untuk melakukan apa yang di kritik, sebab ada cara-nya Menyelamtkan Negara dengan masalah/kritikan, sebab Indonesia ini adalah Negara yang beradab.