Foto : Ilustrasi Instagram @theovillus |
LidiNews.com - Belis merupakan bentuk mas kawin dalam budaya Manggarai (NTT) yang diberikan pihak laki-laki kepada pihak perempuan sebagai bentuk mahar perkawinan. Dalam hal ini, pihak laki-laki harus persiapkan belis sebelum gelar pernikahan dengan sang wanita pemilik hatinya.
Belis dapat berupa hewan (Kambing, Kuda, Sapi, dan Kerbau) dan uang. Di Manggarai cinta, sayang dan ketulusan bukan menjadi modal pokok untuk bisa meluluhkan hati calon mertua.
Bicara tentang uang belis di Manggarai tidak hanya berkisar puluhan juta tetapi, sampai ratusan juta rupiah. Perempuan di Manggarai di setarakan dengan uang dan banyak yang memiliki nilai jual yang tinggi.
Pihak perempuan dapat meminta jumlah uang (Belis) disesuaikan dengan jenjang pendidikan anaknya dengan setandar 50 jutah untuk pendidikan SMA,100 jutah untuk pendidikan S1 dan seterusnya semakin tinggi sesuai dengan tingkat pendidikannya.
Pernikahan adalah hal yang diimpi-impikan bagi semua orang. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa nominal belis dalam budaya Manggarai terlampau tinggi. Terkadang pria dan wanita bisa memutuskan relasi mereka disebabkan oleh nominal belis terlampau tinggi.
Belis seakan bukan lagi menjadi nilai luhur
melainkan hakim untuk para calon menantu.
Kecuali ada kesadaran dari semua elemen masyarakat lebih khusus kaum muda untuk mengembalikan Belis ke tujuan awal.
melainkan hakim untuk para calon menantu.
Kecuali ada kesadaran dari semua elemen masyarakat lebih khusus kaum muda untuk mengembalikan Belis ke tujuan awal.
Sistem budaya (Belis) di Manggarai hingga kini mengalami pergeseran makna dan cenderung untuk dimanfaatkan meraup keuntungan bagi pihak perempuan.
Dalam persoalan Belis, harkat dan martabat sebagai manusia seolah-olah di perdagangkan. Perempuan Manggarai disejajarkan dengan uang ratusan juta rupiah.
Hal ini menjadi sorotan tajam di Manggarai
dari sebagaian elemen masyarakat lebih khusus anak muda. Permintaan Belis dari pihak keluarga perempuan yang semakin tinggi sehingga makin banyak laki-laki di Manggarai yang takut menikah.
dari sebagaian elemen masyarakat lebih khusus anak muda. Permintaan Belis dari pihak keluarga perempuan yang semakin tinggi sehingga makin banyak laki-laki di Manggarai yang takut menikah.
Untuk laki-laki yang mau merajut serius dengan perempuan Manggarai sampai pada titik pelaminan agar kiranya menyiapkan Belis terlebih dahulu.
Oleh : Masril Ahril