Jatim, LidiNews.com - Pada dasarnya kumis hanya segaris bulu yang tumbuh di atas bibir. Umumnya bulu-bulu yang tumbuh rapat ini menjadi pembeda antara laki-laki dengan perempuan. Bahkan ada kesan aneh jika perempuan “berkumis”
Karena itu sesosok pria yang ingin menampilkan stereotype-nya sebagai laki-laki, pasti ia akan menjaga dan merawat kumisnya. Sedangkan yang ingin lebih maskulin dan bersih mungkin ia akan memotong kumisnya sampai habis.
Sekalipun demikian ada laki-laki yang memang tidak berkumis dari segi hormonal. Artinya dia punya keinginan untuk memelihara kumis tetapi bulu-bulu tersebut tidak muncul juga di atas bibirnya.
Untuk perspektif ini tentu tidak masalah laki-laki tidak berkumis. Namun jika kumis tumbuh dengan rapi dan bagus tentu bermasalah jika dibabat sampai habis. Tentu diskursus pembicaraannya adalah tentang kumis yang katanya.
Kumis Melambangkan Tipikal Tertentu, Katanya!
Kumis bagi seorang pria melambangkan tipikal khusus, katanya! Bahkan ada yang mengatakan kumis identik dengan karakter kejantanan, kegagahan bahkan kewibawaan. Karena alasan ini tren kumis masih berlaku untuk pria-pria yang lahir 60-70an.
Sedangkan saat ini kumis tidak lagi menjadi media pembeda, katanya! Karena tidak lagi ditemukan contoh tauladan perkumisan. Bahkan artis pria jaman dulu sebagian besar berkumis sekarang malah lebih ke arah cinclong, hehehe.
Kumis juga melambangkan sebagai sosok yang berpengalaman. Karena bisa dipastikan ia-nya telah berusia di atas 40 tahun dengan segala kekenyangannya memakan asam garam kehidupan.
Kumis yang bentuknya tipis dan rapi juga menandakan ketampanan. Bahkan ada yang mengidentikkan dengan orang yang memiliki senyum manis yang menggetarkan jiwa (katanya).
Tak hanya itu, ada juga yang beranggapan kalau kumis menandakan sosok yang berani. Baik berani dalam arti sebenarnya maupun berani dalam bersikap, memegang idealisme, berani melakukan hal baru, berani berkreativitas dan selainnya.
Kumis, satu metabolisme hormonal yang memunculkan bulu di atas bibir. Namun ternyata ada banyak karakter yang dinaunginya. Alhasil ini yang menjadi jawaban atas falsafat “Yang berkumis pasti Laki, Namun Bukan Berarti yang Tidak Berkumis bukan Pria”.
Penulis: Ags