terkini

Iklan Podcast

Pertanian di Bima Masih Berdenyut Walaupun di Masa Pandemi Covid-19

Lidinews
Selasa, 6/02/2020 04:01:00 PM WIB Last Updated 2023-02-11T03:44:28Z

Lidinews.com, Bima| Walaupun masih dalam situasi pandemi Covid-19, namun para petani di  kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat masih tetap beraktifitas seperti biasa. Sebagai daerah penghasil beberapa komoditi ekspor seperti bawang merah, jagung dan beberapa komoditi penting lainnya yang di ekspor ke luar daerah. Lahan pertanian tidak terlalu mendapat dampak yang cukup signifikan, akibat tersebarnya Covid-19. 


Selain bawang dan jagung, ada pula beberapa petani menanam tanaman lain. Seperti yang dilakukan oleh seorang petani bernama Suradin, dimana tahun ini memilih menanam ubi jalar. 

Ditemui di lahannya, Suradin menuturkan bahwa menanam ubi jalar merupakan upaya untuk menjawab kebutuhan konsumen. Sebab, pada umumnya petani di Bima sangat jarang menanam ubi jalar, mereka banyak yang memilih menanam bawang merah dan jagung yang kemudian hasilnya akan di kapalkan ke beberapa kota dagang, seperti Banjarmasin, Makassar dan juga tidak sedikit di pasarkan ke pulau Lombok maupun pulau Jawa. 


"Saya memilih menanam ubi jalar, karena harganya lumayan jika tidak ada petani lain yang tanam. Ujarnya, Selasa (2/06/2020) 
Diakuinya, menanam ubi jalar, tidak terlalu ribet dan cukup mudah dilakukan. Begitu juga dengan biaya penanaman, hanya membutuhkan beberapa orang pekerja untuk beberapa petak sawah. Kemudian selebihnya tinggal dikontrol dan perawatan sekitar tiga bulan sebelum masa panen tiba.
'Kalau saya menanam bawang, butuh modal yang cukup, dan perawatannya pun ekstra ketat" Jelasnya. 


Di samping itu, ia berharap hasil panen nanti bisa memberikan hasil yang tidak terlalu mengecewakan. Karena menurutnya, harga jual ketika musim panen tiba, tidak bisa diraba maupun diterka. Jika permintaan pasar cukup besar, maka akan sangat berpengaruh pada harga jual. 

Dimana biasanya harga satu karung kecil bisa dihargai dua ratus ribu rupiah, bahkan pembeli akan datang langsung ke sawah. Namun, jika sebaliknya hanya dihargai seratus lima puluh ribu rupiah perkarung. 

Reporter: Rdn
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Pertanian di Bima Masih Berdenyut Walaupun di Masa Pandemi Covid-19

Iklan