terkini

Iklan Podcast

Menulis Itu Mudah, Asal Banyak Membaca

Lidinews
Senin, 6/29/2020 07:35:00 AM WIB Last Updated 2023-09-15T09:55:27Z

Sumenep, Lidinews.id – Menulis adalah aktivitas yang sangat menyenangkan. Karena segala macam unek-unek di otak bisa teraktualisasikan pada sebentuk tulisan yang menarik. Terkadang ini juga menjadi penyebab pikiran lebih tenang. 

Ilustrasi di atas tidak salah sekalipun tidak 100% benar. Karena faktanya masih banyak orang yang merasa kalau menulis adalah aktivitas yang sangat membosankan. Bahkan tidak jarang menulis melahirkan rasa marah dan jemu. 

Bagi kalangan tertentu ini menjadi fakta yang tidak bisa dibantah. Terutama bagi mereka yang pas di tengah menulis malah kehabisan bahan. Akibatnya komputer ditinggalkan atau kertas disobek lalu dibuang ke tempat sampah. 

Menulis Itu Butuh Bahan Tulisan

Menulis membutuhkan bahan tulisan. Namun tidak perlu melakukan riset kalau hanya untuk menulis, karena kalimat yang tertanam di otak juga bisa dijadikan sebagai bahan menulis. Artinya apapun teknik pengambilan bahan, aktivitas menulis tetap membutuhkannya. 

Apa yang akan dituliskan ke kertas atau diketik ke komputer jika tidak ada bahan yang akan ditulis? Maka dari itu, teknik sederhana untuk menulis adalah menuliskan kembali kalimat-kalimat paradigmatik yang muncul di otak. 

Pertanyaan sederhananya adalah bagaimana cara merangkai informasi di dalam otak?

Membaca Itu Syarat Menulis, Maka Membacalah

Jika ingin menulis pastikan sudah membaca terlebih dahulu. Dijamin, sekali membaca, apapun buku yang dibaca pasti menulis jauh lebih mudah karena sudah ada kalimat paradigmatik di dalam benak. 

Fase berikutnya adalah tergantung penulis apakah akan menuangkan bahan tersebut ke dalam tulisan atau tidak. Ini berhubungan dengan kebiasaan sekaligus tanggapan terhadap pentingnya menulis, sekalipun mood dan mental juga memengaruhinya. 

Ada adagium “penulis yang baik adalah pembaca yang baik”. Karena sejatinya memang tidak mungkin bisa menghasilkan tulisan yang bagus jika si penulis tidak rajin membaca. Yang ada isi tulisan monoton yang berefek pada malasnya pembaca untuk membaca. 

Membaca Itu Indah, Maka Tuliskan Keindahannya

Membaca adalah satu aktivitas yang sangat indah. Karena sekali membaca satu paragraf saja dari sebuah tulisan, akan muncul ribuan informasi yang bisa diambil lalu disimpan di dalam otak. 

Selanjutnya silakan keluarkan kembali informasi tersebut ke dalam bentuk tulisan. Pastikan sebelumnya buku ditutup terlebih dahulu supaya ada retorika khas yang muncul di dalam tulisan yang sedang dituliskan. 

Oh iya, membaca juga bisa dijadikan sebagai sarana pembuka wawasan. Artinya ada keterkaitan dialektika di dalam otak yang bisa dijadikan sebagai bahan tulisan jika di tengah-tengah aktivitas, kesulitan untuk menemukan bahan sebagai pelanjut naskah. 

Ini pula yang menjadi alasan mengapa tidak ada pembatasan judul jika sudah dihubungkan dengan aktivitas membaca. Artinya silakan membaca semua genre bacaan karena yang terpenting bukan isinya melainkan keterbukaan cakrawala berpikir yang dihasilkan. 

Menulis dan Membacalah, Karena Hidup Wajib Bermakna

Pastinya semua orang di dunia ini ingin bermakna pada orang lain. Maka dari itu pastikan sebelumnya harus bermakna untuk diri sendiri. Salah satunya dengan tidak membiarkan logika dan pengalaman diri hilang begitu saja.
 
Maka dari itu tuangkan segala bentuk temuan ke dalam bentuk tulisan. Hidangkan informasinya untuk diri sendiri kalau itu murni pemikiran dan pengalaman diri yang patut dituliskan. Setelah itu kirimkan hasilnya sebagai pesan paradigmatik kepada orang lain. 

Terakhir, kembali kalimat motivasi dihaturkan “Membaca Itu Indah, Maka Tuliskan Keindahannya”. Mari menjadi penulis hebat bukan untuk orang lain, minimal sebagai penghargaan untuk diri sendiri sebagai insan yang “hidup” dalam arti yang sebenarnya. 




Penulis: Ags
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Menulis Itu Mudah, Asal Banyak Membaca

Iklan