Oleh : Acik Wesa (Wakil Ketua Bidang Kajian Ilmiah DPC GMNI Makassar)
Makassar, LidiNews.com - Mendengar lagu patriotic ciptaan Ismail Marzuki dengan Judul “Ibu Pertiwi”, air mataku seakan tak mampu terbendung bercucuran manakala direnungkan secara serius lantaran realitas bangsa Indonesia:prilaku manusia terhadap alam, kecongkakan penguasa terhadap harta nusantara, dan pengrusakan Rahim ibu pertiwi tanpa belaskasihan. Bolehkah kita hening sejenak meratapi bangsa kita? bolehkah kita menangisi alam ibu yang saban hari disobek?
kumpulan reflektif penulis, mengamini bahwa para pendahulu begitu sayang dan cinta terhadap nusa dan bangsa. Lagu ini sebagai suatu harapan bahwa bangsa Indonesia akan selalu dijaga oleh generasi penerus. pendahulu menginginkan “Ibu” selalu dijaga: jangan sakiti, apalagi merusaknya dengan modal harta dan keangkuhan.
Mari sejenak kita secara bersama menyuburkan buah pikiran sebagai bentuk perenungan terhadap kondisi bangsa hari ini yang kian carut marut karena kepongahan anak cucu. dan penulis lebih khusus masuk sejenak pada bait lagu karya Ismail marzuki:
Kulihat Ibu Pertiwi,
Sedang Bersusah Hati,
Air matanya Berlinang
Mas Intan yang terkenang
Hutan Gunung sawah lautan
simpanan kekayaan
Kini ibu sedang susah
Merintih dan berdoa
Pada bait pertama lagu ini, setidaknya pesan nilai, dan berbagai keluh kesah tercurahkan. Composer memberikan gambaran, bangsa kita sebagai Rahim, bangsa kita sebagai Ibu sedang dilanda duka sukma lantaran kecongkakan anak bangsa yang angkuh dan tak tahu diri. Air matanya berlinang merasakan kepedihan ulah manusia, sedih dan tangis menyaksikan rahimnya disobek, tumbuh-tumbuhan dipotong, emas, intan, mineral batu batu bara, mangan diambil tanpa ampun.
Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, secara pelan dan serempak diekspolitasi oleh investor. Penguasa sebagai tangan kanan oligarki menggerus isi perut bumi. Hutan, sawah, gunung, lautan menyimpan sejuta harta dan kekayaan alam. akan tetapi kemunafikan penguasa yang membungkus penjarahan sumber daya alam melalui selimut pembangunan membuat ibu pertiwi bercucuran air mata.
Anak siapa yang berani menyakiti ibunya? anak siapa yang rela membuat ibunya menangis? sekiranya kita bukan bangian dari anak /generasi durkahaka yang mempertontonkan kesombongan dan keangkuhan kepada ibu. Ibu sebagai sumber berkah selayaknya dijaga, bukan disakiti. lalu anak siapa yang merobek Rahim ibunya? hanya generasi tak tahu diri yang membuat ibunya tersungkur dalam duka sukma.
Kulihat ibu pertiwi
Kami datang berbakti
Lihatlah putra putrimu
Menggembirakan Ibu
Ibu kami tetap cinta
Putramu yang setia
menjaga harta pusaka
Untuk Nusa dan Bangsa
Pada bait kedua, Composer bukan hanya menghibur sang Ibu yang sedang terluka. akan tetapi lebih dari pada itu, merupakan suatu komitmen loyalitas generasi untuk menjaga Ibu sebagai Rahim generasi. Janji untuk berbakti adalah sumpah sacral untuk menggembirakan seorang ibu sebagai empunya sumber kehidupan.
Putra putri berjanji untuk berbakti menjaga eksistensi seorang ibu; jaga tubuh, jaga harkat dan martabat untuk kesejahteraan anak cucu. ungkapan cinta dan kasih akan tersalurkan melalui perbuatan dan tindakan. Harta dan pusaka sebagai kekayaan yang akan habis bagi generasi jika dijaga dan dilindungi tanpa iming iming-iming untuk kepentingan pribadi.
Apakah kita sudah berbakti kepada ibu pertiwi? apakah kita mencintai Ibu pertiwi? Apakah hadirnya kita untuk kesejahteraan dan kegembiraan ibu pertiwi?
Jaga Harta Pusaka Untuk Nusa dan Bangsa Bukan Untuk Investor.
Bait- bait lagu Ibu Pertiwi sekiranya memberikan beberapa pesan moral sekaligus pedoman bagi kita dalam menjaga dan merawat bangsa Indonesia sebagai sumber kehidupan.
Indonesia sejatinya kaya akan sumber daya alam baik mineral maupun kekayaan yang bersumber dari pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan. akan tetapi kekayaan alam kita seringkali disalahmanfaatkan oleh bangsa indonesia (penguasa). Harta kekayaan yang syogyanya untuk kepentingan rakyat indonesia kini dijadikan sebagai lahan profit bagi Investor asing yang bersekutu dengan penguasa.
Tambang Freeport hingga tambang tambang lainnya hampir memperkaya Negara adidaya yang memiliki saham dan kontrak kerja. Indonesia hanya sebagai partner yang menunggu itikat baik investor. persentasi profit tidak memihak kepada rakyat indonesia. lalu apa yang membanggakan Bangsa Indonesia dari sekian banyaknya harta kekayaan tersebut?
selain aktivitas tambang, eksploitasi alam lain pun dilakukan oleh Negara maupun sekutunya. lahan pertanian kini diobrak abrik, tanah ulayat dirampas, warga kampong direlokasi, semuanya untuk kepentingan oligarki dan sekutunya. Apa yang dibanggakan Indonesia dari harta kekayaan tersebut?
Ismail marzuki, Composer patriotic setidaknya sudah memberikan gambaran bahwasannya, harta pusaka Indonesia:mineral dan sejenisnya harus dijaga untuk anak bangsa bukan untuk Investor asing. Negara Indonesia diajak untuk berdikari dalam ekonomi, maupun politik.
kita sebagai generasi milenial diajak untuk mengurangi kesedihan Ibu pertiwi dengan menjaga alam kita dari segala bentuk eksploitasi. sebagai generasi penerus kita ditintut untuk merawat Ibu pertiwi agar kita tak selalu dijajah oleh kapitalis.
Mari kita tolak segala bentuk aktivitas pertambangan, aktivitas yang merusak alam pertiwi, aktivitas yang membelenggu dan menjajah bangsa indonesia. Ibu pertiwi adalah Ibu sekaligus saudari kita yang patut dijaga dan dirawat.