Logo PKI : diambil dari Media Gilangnews.com
LidiNews. com - Perlukah istilah PKI muncul kembali? Pertanyaan yang seharusnya mampu dijawab bersama-sama yaitu "tidak perlu".
Ketika kata PKI disebutkan, maka secara otomatis seluruh rakyat Indonesia dilemparkan pada satu dekade konflik yang sangat tragis. Sebuah periode kelam (black historis) yang dibumbui gerakan bersenjata dan killing system yang memakan korban hingga jutaan orang. Ironinya mereka semua anak-anak dan putra bangsa.
Jika begitu perlukah kata "PKI" kembali diucapkan?
Jika melihat ilustrasi di atas seharusnya kata PKI-nya saja harus ikut dikubur bersama black history-nya. Sekalipun tanpa mediasi, pertanggungjawaban, saling tuding kesalahan, bakar-bakar bendera, apalagi ditulis menjadi judul buku dengan rasa bangga.
Mengapa????
Karena sejarah itu sangat miris dan melukai seluruh bangsa yang tidak bisa diselesaikan dengan perdebatan praktis dan teoritis jenis apapun. Kecuali dikuburkan sedalam-dalamnya dengan perasaan ikhlas sebagai sebuah potret empirik yang tidak boleh terulang.
Faktanya, sekali terlontar istilah PKI, apinya menjalar tak menentu. Bahkan insan yang pernah terjebak dalam periode "ricuh" tersebut, kembali mengingatnya sebagai kisah romantik sejarah nan beraroma traumatik kronia.
Tegakah mengembalikan "mereka" ke alam hitam penuh mesiu dan fitnah yang membuat mereka ringkih dalam pembuangan maupun membrutal yang mulai di"tobati" itu?
Perlukah pula anak-anak bangsa yang sudah terkubur puluhan tahun dibangkitkan kembali hanya karena istilah dan kata?
Maka dari itu, ke"kita"an lebih utama dibandingkan "istilah" dalam arti yang sebenarnya. Jika pun ada diskursus yang serasa membuat diri dihegemoni oleh kebenaran yang timpang, kuburkan saja.
Karena sejarahnya lebih kelam dan menakutkan. Ingat pula, "jika satu pihak merasa menjadi korban, maka ada pihak lain yang juga merasa menjadi korban". Diskusi apa yang bisa menyelesaikannya?
Maka dari itu jawaban tepat untuk pertanyaan, perlukah istilah PKI muncul kembali adalah "tidak perlu". Karena conten black historis yang terhidang terlalu naif dan mustahil untuk dirujukkan.
Penulis: Ags