terkini

Iklan Podcast

Desa Dalam Alienasi Kapitalisme

Lidinews
Minggu, 6/07/2020 09:34:00 PM WIB Last Updated 2023-02-11T03:44:15Z
Foto : Ilustrasi Desa

Oleh :  Camerad Dion Rasu

Sulsel, Makassar, LidiNews.com - Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan. Berbicara tentang kebenaran semua itu hanya ada dilangit sisanya palsu (Soe Hok Gie: catatan seorang demonstran).

Tinggalkan dulu soal Soe Hok Gie dan gagasan humanis yang dibahasnya, namun mungkin ada kemiripan dengan apa yang saya maksudkan. Banyak para kalangan menilai pemikiran Karl Henrich Marx alias Karl marx sudah tak ideal jika dipaksakan dengan tuntutan zaman. Kalau begitu dimana letak ketidakidealannya kalau sudah tak ideal.

Jujur saja, saya pernah menceritakan sosok beliau ini pada seorang turis berkebangsaan jerman, jawabannya tetap sama seperti yang dikatakan para kalangan yang mendepak pemikirannya "Marxisme sudah tak relevan". Jadi tidak relevannya Marxisme menurut si orang Jerman itu mungkin karena dieropa atau Jerman pada umumnya sudah maju alias negara industri serta kondisi perkembangan teknologi melaju dengan pesat.

Siapakah si Karl Marx ini, apa dia nabi atau sejenis Zoroastra Bagu Nietzche?

Karl Marx lahir di Prusia Jerman Timur dengan nama lengkap Karl Henrich Marx  tanggal 5 Mei 1818 dan meninggal saat usia 64 tahun. Karya-karyanya terhitung sangat fenomenal pada masanya. Karena dia, banyak pengaruh dan berkontribusi pemikiran melalaui bacaan-bacaan yang ditulis oleh para muridnya serta beberapa penikmat karyanya.

Saya hanya mampu menjelaskan secuil, tidak banyak melihat korelasi diberbagai lini perjuangan para aktivis pergerakan dari penjuru Indonesia bahkan belahan dunia .



Desa

Sebelum melihat lebih jauh tentang negara atau peri kehidupan dunia kita berbicara dan mengetahui bagian terkecil negara, yakni desa.

Desa kita ketahui adalah bagian dari negara, dan dikepalai oleh seorang kepala desa beserta perangkatnya (aparat desa). Jika menelaah sejarah perkembangan umat manusia secara ekonomi hanya ada dua bangunan dasar sosial yang membentuk kelompok hingga menciptakan kekayaan atau mengakibatkan kemisikinan. 

Kelompok itu adalah Borjuis (orang kaya) dan Proletar (pekerja) serta masyrakat miskin lainnya. Di desa ditemukan orang-orang yang dikelompokan tadi, sebagai akibat dari sebuah peradaban maju. Kompleksnya, desa membenarkan Karl Marx dari pemetaan kelasnya yakni golongan kaya dan miskin.

Jika dikota ditemui gedung-gedung besar dan para gelandangan serta pedagang asongan maka didesa kita mendapati tuan tanah (land lord) atau golongan OKB (orang kaya baru) serta pengusaha kecil-kecilan. Tak pelak dalam sistem ekonomi yang dijalankan jika dikaji.

Terdapat keberlangsungan sistem kapitalisme yang cukup signifikan akibat dari akumulasi arus modal yang bertambah. Semisal kegiatan pinjam- meminjam yang berakhir laba besar tanpa memperhitungkan rasa kemanusiaan dan biasa dilakukan oleh para rentenir. Menyoal dua kelas yang bertikai ini nampaknya menimbulkan alienasi (keterasingan).


Alienasi

Teori konflik yang dicetuskan Karl Marx memang tidak cukup dipraktekan di eropa tapi dipakai di dunia fakultas ekonomi dibeberapa kampus ternama. Namun didesa alienasi ini cukup nampak hingga menjadi bias. Siapapun akan dihargai jika keberadaan ekonominya membaik. Boleh saja yang kaya akan dihormati betapapun dia tak berpendidikan.

Selain itu jika dia tuan tanah atau pengumpul barang tadahan yang digadai dengan uang dan jaminan lain dia disegani. Hal ini memicu kemerosotan etika sosial dan cenderung menjadikan kalangan ekonomi lemah menjadi diasingkan dalam ruang publik. Sebagaimanapun orang dianggap mampu secara keterampilan akan dianggap menjadi tak mampu apabila tak menampilkan sisi ekonomi. Sisi ekonomi yang ditampilkan, semisal harta, atau juga mungkin aset yang dianggap sakral dan punya nilain lebih.

Keterasingan akibat pertentangan kelas ini bukan hal baru justru ditakutkan memicu hilangnya rasa kemanusiaan akibat proses kerja yang memeras tenaga serta upah dibawah kemampuan daya beli seseorang .

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Desa Dalam Alienasi Kapitalisme

Iklan