Oleh: Sipri Wedil ( Mahasiswa Teknik Sipil Unidha Malang)
Malang, LidiNews.com - Jamur Kemiri merupakan sejenis tanaman liar yang tidak dibudidayakan oleh manusia yang hidupnya dibawah pohon kemiri bersama rerumuputan liar.
Sebutan Jamur Kemiri ini mungkin asing bagi sebagian masyarakat yang belum mengenalnya. Jamur ini merupakan sekelompok tanaman yang dibentuk dari hasil pelapukan pohon dan ranting-ranting kemiri yang sudah mati, sehingga jangan heran jika tanaman ini hanya berada ditempat yang banyak pohon Kemirinya. Dan tidak salah kalau diberi nama Jamur Kemiri.hehehe...
Namun ada perbedaan dengan jenis tanaman liar lainya, baik dari cara dia bertahan hidup sampai ke tahap perkembangbiakannya. Ciri-ciri dan bentuk dari Jamur
ini, ia tidak memiliki daun ia hanya sejenis akar tunggang namun memilik isi seperti umbi-umbian yang tertanam didalam tanah dan bentuk dari isinya bervariasi.
Asal usul Jamur Kemiri ini pun mulai terkenal dikampung saya sebut saja kampung Mboeng, desa Kaju Wangi, kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur (NTT) sejak tahun 2018 pas saya sudah mau naik semester tiga dibangku kuliah waktu itu. Kebetulan saya pulang kampung karna libur panjang.
Sesampainya dikampung tepatnya dirumah, saya sedikitnya saya merasa heran karena melihat setumpukan isi tanaman yang bentuknya seperti isi dari sejenis tanaman umbi-umbian. saya penasaran karena menurut saya asing sekali tanaman ini karena barusan melihatnya. saya pun belum sempat bertanya dengan orang rumah.
Keesokan harinya tempat pukul 08.00 saya melihat ayah saya bergegas untuk turun ke kebun dengan mempersiapkan sebuah tas yang terbuat dari karung dan sejenis alat gali tanah yang terbuat dari sabit patah yang sudah dirancang sedemikian rupa. Rasa penasaran saya mulai menjadi-jadi dan seketika itu saya langsung bertanya mau kemana dan tujuan bawah alat-alat untuk apa? Seketika itu pula perasaan ayah saya sepertinya terpukul dengan raut wajah yang begitu suram mendengar pertanyaan saya yang begitu asing baginya.
Selang beberapa menit kemudian ayah saya mengambil satu buah dari Jamur Kemiri itu dan menjelaskankanya dengan saya dengan nada yang sedikitnya seperti merasa terpukul, Nak saya pergi ke kebun membawa alat-alat yang begitu asing menurutmu hanya mencari sejenis tanaman ini. namanya Jamur kemiri. saya cari untuk dijual walaupun harganya tak seberapa cuman RP.200.000/KG. Dan Nak....tanaman ini tidak bisa dicari oleh sembarangan orang karena tumbuhnya bukan disembarang tempat.
Walaupun saya yang sudah berpengalaman namun dalam satu hari mungkin 2 atau 3 ons yang saya dapat. Tapi saya tidak pernah putus asa demi bisa membiayai kamu dan membayar semua uang kuliahnya kamu, karena tidak cukup jika berharap hanya pada hasil tananaman lain apalagi ayahmu hanya sebagi petani biasa. Mendengar jawaban itu hati saya seakan hancur, tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa menangis dalam hati dengan 1000 penyesalan.
Mungkin itu saja yang perlu saya kupas tentang bagaimana usaha seorang ayah kita yang berada dibelakang kita yang dengan segala caranya bisa menghidupkan kita sebagai seorang anak yang tengah berjuang dirantuan orang.
Harapan saya bagi teman-teman yang senasip dengan saya untuk tetap semangat berjuang, selalu bersyukur dengan segala usaha yang dilakukan oleh orang tua kita dan jangan lupa berdoa.
Salam semangat