Sinjai, Lidinews.com - Dampak pandemi Covid-19 sangat berpengaruh bagi ekonomi masyarakat desa Khususnya desa Biroro. Banyak cara sudah dilakukan pemerintah termasuk penerimaan Bantuan Lansung Tunai (BLT).
Namun ada beberapa menjadi kejanggalan yang terjadi dimasyarakat, termasuk kecemburuan sosial yang tidak menerima mengakibatkan runtuhnya sosialisme pedesaan.
"Pasalnya, ada beberapa macam bantuan yang hadir dengan menggabungkan satu data. Jadi aturan yang menerima sembako tidak bisa menerima BLT (dobel) padahal nilai sembako sangat lebih rendah dari pada BLT," ungkap Rahmatullah via WhatsApp, Jumat (22/5).
Lanjut Pemuda asal desa Biroro itu bahwa, hadirnya sembako hanya dijadikan politisasi untuk menjadikan BLT tidak tepat sasaran. Justru dipersoalkan karna data yang dobel sehingga kami meminta kepada Dinas Sosial kabupaten Sinjai untuk segera bertanggung jawab dan memberikan bantuan sembako yang senilai dengan BLT kepada masyarakat Biroro.
"Siapa yang bisa menjamin kalau masyarakat hanya diberikan satu kali sembako ekonominya tetap stabil selama pandemi. Jangan hanya datang membawa sembako, sekaligus masalah lalu menghilang," tuturnya.
"Saya selaku pemuda di dusun Barae menyayangkan kejadian ini dan sangat menyentuh hati karna ada masyarakat miskin tingkat satu tidak menerima BLT diakibatkan ada bantuan sembako Dinsos yang nilainya hanya seberapa dibanding BLT," tutupnya.