Kabar ini sungguh mengejutkan tapi juga menggembirakan bersamaan dengan berbuka hari pertama
Setelah Pamekasan kemudian Bangkalan lalu bumi kita Sumekar
Yang tersisa kini tanah Sampang dada Madura
Sebuah perhatian agar tak lagi diremehkan dan meningkatkan kewaspadaan
Sebuah wasilah pendekatan kepada Tuhan
Selama ini engkau mengatakan dengan bangga :
"Sumenep masih zona hijau, tak mungkin virus ini mewabah di tengah masyarakatnya yang taqwa dan dzikir masih diijabah, urusan penyakit dan mati sudah ada yang mengaturnya, siapa yang dikehendakiNya siapa pula yang terbebas dari cobaanNya"
Engkau telah salah
Tidak ada jaminan bahwa daerah ini akan tetap bertahan dari kenyamanan
Tak ada yang bisa mengatur ketentuanNya
Seperti angin yang begitu kencang berhembus menyapu pekarangan kita yang dipenuhi sampah
Sekarang bukan saat tepat saling menyalahkan
Yang mesti kita lakukan bersatu agar virus ini tidak menyebar kemana-mana
Tentu semua berharap corona ini segera berlalu
Nyare malem, patrol musik okol saor, buka bersama jadi terganggu
Tarawih dan tadarus akan sunyi
Hanya kokok ayam berlabuh di kedalaman sepi
Wajah kita seperti ditampar-tampar
Rambut kita seperti dijambak-jambak
Kepala kita seperti dibentur-benturkan
Dada kita seperti dicakar-cakar
Berita bumi sakera berubah gempar
Kepala, perut dan ekor telah terpapar dan dada semoga tidak terjalar
Tubuh kita seakan diseret jauh ke sebuah negeri tak berpenghuni
Akankah sumenepku semerah semangka
Atau kembali hijau seperti daun-daun
Ketetapan Allah tak bisa ditunda seiring dengan usaha dan doa
Bukan dengan melamun dan bingung
Ya Allah Robbi
Aku tambah mengerti
Engkau kiblatku
Engkau nafasku
Sumenep, 02 Ramadhan 1441 H
Setelah Pamekasan kemudian Bangkalan lalu bumi kita Sumekar
Yang tersisa kini tanah Sampang dada Madura
Sebuah perhatian agar tak lagi diremehkan dan meningkatkan kewaspadaan
Sebuah wasilah pendekatan kepada Tuhan
Selama ini engkau mengatakan dengan bangga :
"Sumenep masih zona hijau, tak mungkin virus ini mewabah di tengah masyarakatnya yang taqwa dan dzikir masih diijabah, urusan penyakit dan mati sudah ada yang mengaturnya, siapa yang dikehendakiNya siapa pula yang terbebas dari cobaanNya"
Engkau telah salah
Tidak ada jaminan bahwa daerah ini akan tetap bertahan dari kenyamanan
Tak ada yang bisa mengatur ketentuanNya
Seperti angin yang begitu kencang berhembus menyapu pekarangan kita yang dipenuhi sampah
Sekarang bukan saat tepat saling menyalahkan
Yang mesti kita lakukan bersatu agar virus ini tidak menyebar kemana-mana
Tentu semua berharap corona ini segera berlalu
Nyare malem, patrol musik okol saor, buka bersama jadi terganggu
Tarawih dan tadarus akan sunyi
Hanya kokok ayam berlabuh di kedalaman sepi
Wajah kita seperti ditampar-tampar
Rambut kita seperti dijambak-jambak
Kepala kita seperti dibentur-benturkan
Dada kita seperti dicakar-cakar
Berita bumi sakera berubah gempar
Kepala, perut dan ekor telah terpapar dan dada semoga tidak terjalar
Tubuh kita seakan diseret jauh ke sebuah negeri tak berpenghuni
Akankah sumenepku semerah semangka
Atau kembali hijau seperti daun-daun
Ketetapan Allah tak bisa ditunda seiring dengan usaha dan doa
Bukan dengan melamun dan bingung
Ya Allah Robbi
Aku tambah mengerti
Engkau kiblatku
Engkau nafasku
Sumenep, 02 Ramadhan 1441 H