terkini

Iklan Podcast

Nilai Eror, atau Perut Lapar

Lidinews
Senin, 4/20/2020 07:34:00 PM WIB Last Updated 2023-02-11T03:45:35Z
Foto : Ferdinandus Helin. Mahasiswa STKIP YPUP Makassar/Lidinews.com

Sulsel,Makassar,Lidinews.com-Senin, 20 April 2020. Sebelumnya saya ingin sampaikan kepada pembaca "Tetap ikut himbauan Pemerintah".  Jangan bandel dan selamatkan diri anda dari Covid - 19.

Kini memasuki bulan kedua civitas akademik diganti dengan sistem Daring. Banyak keluhan yang dimiliki oleh mahasiswa selama proses kuliah online ini berlangsung, mulai dari tugas kuliah yang menumpuk sampai dengan uang pulsa. Kuliah berbasis online itu tidak mudah, ini sulit sekali.

Ditengah pandemi, berharap uang dari orang tua dikirim sekali dalam sebulan, itu pun bagi orang tua mereka yang punya penghasilan bulanan. Lalu, bagaimana dengan nasib Mahasiswa yang orang tuanya adalah petani ?

Selama Corona ini menguasai bumi, harga barang mentah menurun sedangkan harga sembako meningkat.

Mahasiswa penuh derita. Uang pulsa sekurang - kurangnya Rp. 100.000 / bulan. Tugas kuliah terus bertambah sedangkan uang semakin berkurang.


Para Dosen terus menuntut untuk mengumpulkan tugas dan harus ikut proses perkuliahan online. Ada gratisan internet itu sudah pasti nilai aman. Sedangkan, bagaimana dengan mereka yang  tidak punya gratisan internet ?
Adakah kebijakan yang diharapkan ?


Uang kuliah terus berjalan. Aku memilih Nilai Eror karena jarang aktif di WA, Zoom atau proses kuliah online. Hal ini bukan karena saya tidak tertarik atau karena bodoh, tapi ini soal ekonomi. Harga pulsa cukup mahal, setidaknya hampir sama dengan haga seliter beras.  Dan aku memilih uang untuk membeli beras.

Tahun ini Nilai eror, bisa diprogram tahun depan. Tetapi kelaparan dan berujung mati, tidak bisa hidup lagi tahun depan.

Di tanah rantau, segala sesuatu butuh uang. Sedangkan kiriman orang tua sudah tidak sama seperti tahun sebelumnya, selama pendemi ini kiriman sangat kurang.


Beli air minum, beras, bayar kosan. Ini yang paling penting. Sayur ?. Itu tidak terlalu penting. Makan nasi dengan garam masih bisa.  Pilihan terakhir adalah pulang kampung, namun itu sudah tidak bisa lagi. Pelabuhan ditutup. Keluhan tugas terus menumpuk dan rasa lapar tak bisa ditahan lagi.


Kuliah online, sebetulnya sangat mudah dan menyenangkan. Itu cocok buat mereka yang ekonominya tinggi. Jujur, banyak mahasiswa yang mengeluh termasuk saya. Dosen tak peduli, absensi berjalan terus materi dan tugas semakin banyak.

Nilai eror sudah menanti, dan itu pasti. Hari ini aku memilih untuk tidak kelaparan dan biarkan nilaiku Eror.

Penulis : Ferdinandus Helin (Mahasiswa STKIP YPUP Makassar)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Nilai Eror, atau Perut Lapar

Iklan