LidiNews.com - Gejolak Covid19 yang telah mewabah di Indonesia belum ada yang memprediksi kapan akan berakhir. Data dari gugus tugas penangan covid 19 menunjukkan angka Positif terinfeksi Covid19 semakin bertambah.
Melihat wabah pandemi ini, berbagai kebijakan telah diterapkan oleh pemerintah supaya dapat memutus mata rantai penyebaran covid19, mulai dari pemberlakuan social distancing,pysical distancing, hingga pemberlakuan PSBB.
Melihat dampak yang ditimbulkan oleh covid 19 ini, semua aspek dan lini menjadi terganggu, baik sosial,ekonomi, budaya,politik,hukum dan lain sebagainya.
Melihat dampak yang ditimbulkan, covid 19 ini sangat dirasakan oleh mahasiswa, selain dengan pemberlakuan pembelajaran online, juga adanya pemaknaan bahasa antara mudik dan pulang kampung oleh pemerintah.
Keluh kesah yang dirasakan oleh mahasiswa yang tidak bisa kembali ke kampung halamannya akibat masih berlangsungnya kuliah online ditambah juga keterbatasan kebutuhan pasokan bulanan dari orang tua dimasa pandemi ini untuk kebutuhan sehari hari.
Hal tersebut menjadi pertimbangan untuk mencari solusi bersama terutama perihal UKT yang harus dibayarkan pada semester berikutnya jika masa pandemi ini belum berakhir juga.
Melihat hal tersebut, DPC GMNI Pekanbaru, melalui Wakil Ketua Bidang Politik, Hukum dan Ham, Ganda M Sihite menekankan agar Pemerintah pusat melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan memperhatikan kondisi mahasiswa ditengah pandemi covid19 ini, pada semester sekrang ini segala aktivitas perkuliahan dilakukan secara online, tentu hal tersebut akan memakan data internet, dibeberapa kampus memang sudah menerapkan kebijakan pemberian bantuan terhadap mahasiswa agar perkuliahan online berjalan dengan baik dan tanpa adanya hambatan. Berbagai mekanisme sudah dilakukan disemester ini.
Namun yang perlu digaris bawahi, kedepan tepatnya disemester berikutnya, bagaimana dengan pembayaran UKT/SPP Mahasiswa, baik itu Perguruan Tinggi Negeri, maupun Swasta? Tentu ini akan menjadi beban antara kesanggupan atau tidak oleh mahasiswa dan orangtua. Bisa jadi angkat Drop Out akan meningkat signifikan akibat ketidaksanggupan membayar UKT/SPP. Tutur Ganda Sihite.
Maka itu perlu pemerintah pusat melalui kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem supaya mempertimbangkan penggratisan UKT/SPP Mahasiswa selama 2 semester ini.
Lebih lanjut Ganda Menambahkan, bahwa Persoalan gratis ini bukan karena kesanggupan atau tidak,tapi karena dampak dari Covid19 yang mempengaruhi semua lini, termasuk pendapatan orangtua yang merosot tajam.
Adapun beberapa hal yang dirasa sebagai pertimbangan untuk penggratisan UKT/ SPP mahasiswa seperti adanya orangtua yang kehilangan mata pencahariannya(Akibat di PHK/dirumahkan), adanya orangtua sebagai pekerja informal seperti tukang ojol yang pendapatannya berkurang drastis akibat pemberlakuan PSBB, kemudian anjloknya harga komoditas pertanian akibat permintaan ekspor yang turun sehingga petani seperti di sumatera dan kalimantan serta beberapa daerah lainnya menangis dan sangat miris harga kebutuhan pokok semakin naik.
Apabila melihat kondisi tersebut, kami meminta supaya pak nadiem makarim mempertimbangkan kondisi mahasiswa dan orangtua. Ini bukan persoalan yang sepele, tapi ditengah wabah ini tak lucu apabila angka DO mahasiswa meningkat signifikan akibat keterpurukan ekonomi yang terdampak drastis ini.
Selain itu, pertimbangan lain yang harus juga diperhatikan yaitu bahwa Mahasiswa tidak mendapatkan dan menggunakan Fasilitas Universitas yang mana fasilitas tersebut didapat melalui pembayaran UKT/SPP.
Hal ini dikarenakan Banyaknya Universitas baik negeri maupun swasta mengambil kebijakan untuk meniadakan kegiatan dikampus dan Mengadakan Kuliah Online guna untuk Memutus rantai Penularan Covid-19, Tutur Ganda M Sihite.
Sebagaimana dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan " mencerdaskan kehidupan bangsa", apabila dimaknai bahwa pemerintah dalam melaksanakan amanat UUD1945 tersebut seharusnya memberi kemudahan bagi seluruh warga negaranya untuk mendapatkan pendidikan tanpa kesulitan baik dari segi apapun. Sehingga tujuan negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa terwujud dengan baik.
Tetapi realitanya jauh dari yang dibayangkan. Maka dari itu jika tidak dapat menggratiskan pendidikan, setidaknya perlu dipertimbangkan supaya menggratiskan UKT/SPP dimasa pandemi ini untuk semester kedepannya. Untuk itu kepada Pak Nadiem makariem, kampus Merdeka harus dibarengi dengan merdekanya biaya ngampus."Tutup Ganda Sihite.
Laporan: Mayldo