CHRISMAN, DIANTARA BANYAK ANAK MUDA MENUJU ISTANA
Oleh : Elvis Z Watubun dari Maluku-Indonesia
LidiNews.com - Tulisan ini, sekedar untuk menggambarkan secara ringkas tentang pemuda berusia 35 tahun yang digadang-gadang akan masuk ke Istana menjadi Staff Khusus Milienial Presiden Joko Widodo menggantikan 2 anak muda yang telah mundur dari posisinya sebagai Staff Khusus Milenial.
Mulanya, nama Chrisman ini tidak begitu ramai muncul di branda media sosial utamanya facebook dan Whatsapp. Chrisman hanya seorang yang dikenal sebagai pengacara (advokat) muda.
Selain itu, hari-harinya menjadi seorang bapak dengan gadis mungilnya yang baru saja lahir. Dia (Chrisman) tidak memiliki followers yang banyak di instagram atau subscriber.
Sebelum membuka usaha dan menjadi seorang suami yang dikaruniai seorang putri, Chrisman hanya seorang aktifis dan pernah menjadi ketua umum organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia yaitu GMNI pada tahun 2015-2017.
emudian dia berkiprah di dalam satu organisasi nasional bersama dengan mantan ketua umum Cipayung Plus yaitu Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) yang dipimpin oleh senior Cipayung Bursah Zanubi.
Masa memimpin GMNI, Chrisman termasuk sukses mengelola dinamika organisasi dan menggerakkan organisasi utamanya soal-soal kaderisasi. Dalam pergaulan antar organisasi, Chrisman mampu membawa GMNI mendapatkan tempat dan nama yang baik tanpa menghilangkan semangat, nilai perjuangannya. GMNI tumbuh sebagaimana pertumbuhan organisasi mahasiswa lainnya.
Kiprah kepemimpinan dan karir politiknya tentu belum sampai seperti Puan Maharani, Ahmad Basarah, Muhaimin Iskandar, Aldian Napitupulu, Budiman Sujatmiko, Andi Arif, Dita Indah Sari atau Ahmad Dolly Kurnia Tanjung. Tentu, dia pun masih cenderung memberikan rasa hormat kepada senior-senior di Gerakan tersebut.
Chrisman termasuk beruntung, memiliki teman sejawat di Cipayung yang sudah mendapatkan kepercayaan dari rakyat maupun negara seperti Angelo seorang anggota DPD RI dari Provinsi NTT, Arief Rosyd menjadi Komisaris salah satu BUMN, Aminudin Ma’ruf menjadi Staff Khusus Milenial Presiden. Artinya gerak anak muda yang berlatarbelakang aktifis pergerakan mahasiswa kini sudah mendapatkan tempat untuk berbuat yang terbaik bagi rakyat, bangsa dan negara.
Twedy Noviady, ketua Umum GMNI sebelum Chrisman pernah bercerita bahwa dia (twedy) tidak pernah menyesali sedikitpun bahkan merasa senang dengan kepemimpinan Chrisman selama di GMNI.
“Chrisman melanjutkan kepemimpinan saya dengan baik dan benar. Kami berkomitmen bersama agar GMNI tetap pada rel dan api perjuangan GMNI sepertinya yang diamanatkan oleh Bung Karno”.
Saat menjabat sebagai Menko PMK di era Kabinet Jokowi –JK, Puan Maharani sempat menerima Chrisman dan pengurus GMNI lainnya di kantor kemenko PMK. Pada saat itu, Puan pun menitipkan GMNI kepada Chrisman dan agar kepemimpinannya berhasil, demikian pula seterusnya Chrisman pun diharapkan dapat suskes dan berguna bagi bangsa dan negara.
Sepengetahuan saya tentang Chrisman, tidak sedikit tokoh di Indonesia yang pernah ia jumpai. Diantara seluruh tokoh tersebut belum pernah saya mendengar ada pendapat yang negative tentangnya.
Sebagai alumni GMNI, saya tentu bangga atas capaian Chrisman dalam memimpin GMNI dan setelahnya sampai sekarang ini. Tidak sedikit dari sekian banyak tokoh di dala komunitas atau keluarga besar GMNI memberikan pengakuan bahwa Chrisman merupakan anak muda yang bisa diandalkan untuk berbakti kepada bangsa dan negara. Dari sisi profesionalitas, komitmen ideologis, wawasan sosial-kebangsaan, Chrisman layak dijadikan salah satu panutan anak muda Indonesia.
24 April 2020, Indonesia yang sedang berjuang menghadapi wabah Covid19, dilanda masalah baru yaitu mundurnya 2 anak muda dari posisi staff khususu milenial Presiden setalah mendapat desakan dari banyak pihak atas dugaan benturan kepentingan diantara mereka sendiri dan hampir saja terjadi abuse of power.
Kedua anak muda itu diantaranya Andi Taufan Garuda Putra (CEO PT. Amartha Mikro Fintek) dan Belva Devara (CEO Skill Academy by Ruang Guru). Disatu sisi, saya sangat menyesalkan masalah yang menimpa mereka, padahal banyak waktu yang dapat mereka gunakan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa anak muda memang mampu berada di posisi itu.
Tetapi, pada wilayah lain saya juga harus menghormati sikap mereka yang mau mengundurkan diri dari posisi tersebut demi negara dan marwah kepala pemerintahan dan kepala negara yaitu Presiden Joko Widodo.
Mundurnya kedua staff khusus tersebut tidak lantas membuat dunia media sosial langsung sunyi dan bergeser pada permasalahan lain.
Issue seputaran staff khusus dan Jokowi masih ramai. Isinya adalah dorongan Presiden segera mengumumkan nama pengganti dan segera mengembalikan performa Staff Khusus menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Yang menarik lagi ialah pemberitaan dan postingan tentang dukungan kepada Chrisman sebagai staff Khusus ramai. Saya berkomunikasi dengan Chrisman, apakah ini hasil konsolidasinya dengan masyarakat dan pemuda di berbagai daerah atau bagaimana.
Ternyata Chrisman pun mengaku kalau dirinya terkejut apalagi banyak whatsapp dan telp masuk kepadanya mengucapkan selamat.
Saya bertanya kepada Chrisman mengenai kelanjutannya seperti apa. Chrisman menerangkan bahwa dirinya tetap beraktivitas seperti biasa dan untuk reaksi di media social itu sepenuhnya dikembalikan kepada Presiden.
“Kaka, beta seng tahu kalau anak-anak buat bagini. Itu bapa Presiden sedang urus corona, lebih baik kita bantu-bantu sadikit to supaya masyarakat ini bisa bae bae samua.
Urusan stafsus itu hak Prerogatif Presiden, beta kira lebih bae saat ini katong fokus dukung supaya Presiden sukses tangani corona.” begitulah kira-kira petikan dari percakapan saya.
Lantas, apa maksud dari viralnya Chrisman di medsos? Padahal saya berharap jawaban Chrisman adalah jawaban yang memuaskan, ya misalnya dia jawab sedang berjuang atau berupaya atau semacamnya yang mana itu adalah untuk mewujudkan keinginan banyak orang tersebut.
Menutup percakapan saya dengan Chrisman saya cuma berpesan “Ade, itu maunya masyarakat itu harus direspon baik, berjuanglah kalaupun belum direstui bapa presiden, ale sudah ikut berjuang basama saudara samua to”. Semoga saja pesan itu, bisa menjadi semangat baginya.
Sembari mengikuti perkembangan medsos saya pun ikut mensosialisasikan Chrisman sekaligus mengamati fenomena ini. Saya teringat dengan pengetahuan tentang kepemimpinan organisasi bahwa inilah yang disebut padupadan antara massa dan inti pimpinan.
Kesadaran massa membuat dan meluaskan propaganda dari kondisi subjektif dan objektif massa yang selanjutnya di gerakkan oleh inti pimpinan sebagai tulang punggung perjuangan. Dalam hal ini, apabila Chrisman tidak melaksanakan amanat dari massa yang sudah bergema ria di media sosial maka massa akan hancur fokus dan semangatnya.
Saling keterhubungan sikap, harapan dan gerakan massa di media sosial dengan Chrisman ialah faktor historis yaitu kepemimpinan dalam menjalankan agenda dan tugas organisasi secara bersama-sama.
Seperti itulah Chrisman, ramah dan rendah hati. Diantara banyak anak muda saya berharap dengan bekal pengetahuan dan kemampuannya, Bapak Presiden menghendaki dirinya bisa berkontribusi lebih banyak lagi buat rakyat, Bangsa dan Negara
Terimakasih.
Mulanya, nama Chrisman ini tidak begitu ramai muncul di branda media sosial utamanya facebook dan Whatsapp. Chrisman hanya seorang yang dikenal sebagai pengacara (advokat) muda.
Selain itu, hari-harinya menjadi seorang bapak dengan gadis mungilnya yang baru saja lahir. Dia (Chrisman) tidak memiliki followers yang banyak di instagram atau subscriber.
Sebelum membuka usaha dan menjadi seorang suami yang dikaruniai seorang putri, Chrisman hanya seorang aktifis dan pernah menjadi ketua umum organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia yaitu GMNI pada tahun 2015-2017.
emudian dia berkiprah di dalam satu organisasi nasional bersama dengan mantan ketua umum Cipayung Plus yaitu Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) yang dipimpin oleh senior Cipayung Bursah Zanubi.
Masa memimpin GMNI, Chrisman termasuk sukses mengelola dinamika organisasi dan menggerakkan organisasi utamanya soal-soal kaderisasi. Dalam pergaulan antar organisasi, Chrisman mampu membawa GMNI mendapatkan tempat dan nama yang baik tanpa menghilangkan semangat, nilai perjuangannya. GMNI tumbuh sebagaimana pertumbuhan organisasi mahasiswa lainnya.
Kiprah kepemimpinan dan karir politiknya tentu belum sampai seperti Puan Maharani, Ahmad Basarah, Muhaimin Iskandar, Aldian Napitupulu, Budiman Sujatmiko, Andi Arif, Dita Indah Sari atau Ahmad Dolly Kurnia Tanjung. Tentu, dia pun masih cenderung memberikan rasa hormat kepada senior-senior di Gerakan tersebut.
Chrisman termasuk beruntung, memiliki teman sejawat di Cipayung yang sudah mendapatkan kepercayaan dari rakyat maupun negara seperti Angelo seorang anggota DPD RI dari Provinsi NTT, Arief Rosyd menjadi Komisaris salah satu BUMN, Aminudin Ma’ruf menjadi Staff Khusus Milenial Presiden. Artinya gerak anak muda yang berlatarbelakang aktifis pergerakan mahasiswa kini sudah mendapatkan tempat untuk berbuat yang terbaik bagi rakyat, bangsa dan negara.
Twedy Noviady, ketua Umum GMNI sebelum Chrisman pernah bercerita bahwa dia (twedy) tidak pernah menyesali sedikitpun bahkan merasa senang dengan kepemimpinan Chrisman selama di GMNI.
“Chrisman melanjutkan kepemimpinan saya dengan baik dan benar. Kami berkomitmen bersama agar GMNI tetap pada rel dan api perjuangan GMNI sepertinya yang diamanatkan oleh Bung Karno”.
Saat menjabat sebagai Menko PMK di era Kabinet Jokowi –JK, Puan Maharani sempat menerima Chrisman dan pengurus GMNI lainnya di kantor kemenko PMK. Pada saat itu, Puan pun menitipkan GMNI kepada Chrisman dan agar kepemimpinannya berhasil, demikian pula seterusnya Chrisman pun diharapkan dapat suskes dan berguna bagi bangsa dan negara.
Sepengetahuan saya tentang Chrisman, tidak sedikit tokoh di Indonesia yang pernah ia jumpai. Diantara seluruh tokoh tersebut belum pernah saya mendengar ada pendapat yang negative tentangnya.
Sebagai alumni GMNI, saya tentu bangga atas capaian Chrisman dalam memimpin GMNI dan setelahnya sampai sekarang ini. Tidak sedikit dari sekian banyak tokoh di dala komunitas atau keluarga besar GMNI memberikan pengakuan bahwa Chrisman merupakan anak muda yang bisa diandalkan untuk berbakti kepada bangsa dan negara. Dari sisi profesionalitas, komitmen ideologis, wawasan sosial-kebangsaan, Chrisman layak dijadikan salah satu panutan anak muda Indonesia.
24 April 2020, Indonesia yang sedang berjuang menghadapi wabah Covid19, dilanda masalah baru yaitu mundurnya 2 anak muda dari posisi staff khususu milenial Presiden setalah mendapat desakan dari banyak pihak atas dugaan benturan kepentingan diantara mereka sendiri dan hampir saja terjadi abuse of power.
Kedua anak muda itu diantaranya Andi Taufan Garuda Putra (CEO PT. Amartha Mikro Fintek) dan Belva Devara (CEO Skill Academy by Ruang Guru). Disatu sisi, saya sangat menyesalkan masalah yang menimpa mereka, padahal banyak waktu yang dapat mereka gunakan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa anak muda memang mampu berada di posisi itu.
Tetapi, pada wilayah lain saya juga harus menghormati sikap mereka yang mau mengundurkan diri dari posisi tersebut demi negara dan marwah kepala pemerintahan dan kepala negara yaitu Presiden Joko Widodo.
Mundurnya kedua staff khusus tersebut tidak lantas membuat dunia media sosial langsung sunyi dan bergeser pada permasalahan lain.
Issue seputaran staff khusus dan Jokowi masih ramai. Isinya adalah dorongan Presiden segera mengumumkan nama pengganti dan segera mengembalikan performa Staff Khusus menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Yang menarik lagi ialah pemberitaan dan postingan tentang dukungan kepada Chrisman sebagai staff Khusus ramai. Saya berkomunikasi dengan Chrisman, apakah ini hasil konsolidasinya dengan masyarakat dan pemuda di berbagai daerah atau bagaimana.
Ternyata Chrisman pun mengaku kalau dirinya terkejut apalagi banyak whatsapp dan telp masuk kepadanya mengucapkan selamat.
Saya bertanya kepada Chrisman mengenai kelanjutannya seperti apa. Chrisman menerangkan bahwa dirinya tetap beraktivitas seperti biasa dan untuk reaksi di media social itu sepenuhnya dikembalikan kepada Presiden.
“Kaka, beta seng tahu kalau anak-anak buat bagini. Itu bapa Presiden sedang urus corona, lebih baik kita bantu-bantu sadikit to supaya masyarakat ini bisa bae bae samua.
Urusan stafsus itu hak Prerogatif Presiden, beta kira lebih bae saat ini katong fokus dukung supaya Presiden sukses tangani corona.” begitulah kira-kira petikan dari percakapan saya.
Lantas, apa maksud dari viralnya Chrisman di medsos? Padahal saya berharap jawaban Chrisman adalah jawaban yang memuaskan, ya misalnya dia jawab sedang berjuang atau berupaya atau semacamnya yang mana itu adalah untuk mewujudkan keinginan banyak orang tersebut.
Menutup percakapan saya dengan Chrisman saya cuma berpesan “Ade, itu maunya masyarakat itu harus direspon baik, berjuanglah kalaupun belum direstui bapa presiden, ale sudah ikut berjuang basama saudara samua to”. Semoga saja pesan itu, bisa menjadi semangat baginya.
Sembari mengikuti perkembangan medsos saya pun ikut mensosialisasikan Chrisman sekaligus mengamati fenomena ini. Saya teringat dengan pengetahuan tentang kepemimpinan organisasi bahwa inilah yang disebut padupadan antara massa dan inti pimpinan.
Kesadaran massa membuat dan meluaskan propaganda dari kondisi subjektif dan objektif massa yang selanjutnya di gerakkan oleh inti pimpinan sebagai tulang punggung perjuangan. Dalam hal ini, apabila Chrisman tidak melaksanakan amanat dari massa yang sudah bergema ria di media sosial maka massa akan hancur fokus dan semangatnya.
Saling keterhubungan sikap, harapan dan gerakan massa di media sosial dengan Chrisman ialah faktor historis yaitu kepemimpinan dalam menjalankan agenda dan tugas organisasi secara bersama-sama.
Seperti itulah Chrisman, ramah dan rendah hati. Diantara banyak anak muda saya berharap dengan bekal pengetahuan dan kemampuannya, Bapak Presiden menghendaki dirinya bisa berkontribusi lebih banyak lagi buat rakyat, Bangsa dan Negara
Terimakasih.